MITOS KECANTIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISME

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Syaifuddin, Harista Hidayah (2013) MITOS KECANTIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISME. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
cover.pdf

Download (65kB) | Preview
[img]
Preview
Text
abstrak.pdf

Download (78kB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar isi.pdf

Download (128kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 1.pdf

Download (241kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 2.pdf

Download (239kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 3.pdf

Download (206kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 4.pdf

Download (241kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 5.pdf

Download (53kB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar pustaka.pdf

Download (80kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini terpicu dari pentingnya posisi pemaknaan kecantikan. Citra diri yang dimiliki oleh perempuan berada pada aturan absolout yaitu kecantikan. Di setiap sudut kebudayaan manusia, kecantikan senantiasa terkait dengan aspek kebertubuhan. Oleh karenanya kondisi fisiologis perempuan yang ideal atau sempurna merupakan harga tawar bagi wujud perempuan itu sendiri.
Dengan adanya pemahaman tersebut maka para perempuan berlomba-lomba merealisasikannya melalui berbagai cara. Cara-cara yang dilakukan perempuan untuk memperoleh kecantikan bahkan terkadang sangat beresiko pada keselamatan nyawa mereka. Tidak sedikit contoh kasus yang terjadi pada perempuan yang hendak mendapatkan kecantikan tapi justru menjadi korban.
Terjadinya pelekatan makna kecantikan terhadap kondisi tubuh perempuan menjadi tesa yang senada dengan proses simbolisasi yang dilakukan dalam kebudayaan. Proses simbolisasi itu digolongkan dengan istilah mitos. Apabila kecantikan disandingkan dengan kata mitos maka akan diperoleh suatu pengertian yang menyatakan bahwa pelekatan definisi kecantikan pada kondisi fisiologis merupakan suatu hal yang dianggap benar tapi tidak diakui sebagai benar. Pengertian yang terkandung oleh mitos kecantikan pada akhirnya berkorelasi dengan ciri khas alur pemikiran strukturalisme yang mengetengahkan bahwa manusia bertindak sesuai sistem yang telah terkonstruk. Sementara Levi Strauss merupakan tokoh strukturalisme yang menghubungkan gaya strukturalisme terhadap kajian kebudayaan manusia.
Analisis a la strukturalisme Levi Strauss kemudian menjadi hal yang penting pada penelitian ini. Melalui strukturalisme Levi Strauss posisi mitos kecantikan, hubungan tubuh dan kecantikan, serta titik pijak mitos kecantikan dalam kebudayaan menemui titik terang. Secara sinkronis mitos kecantikan yang ada pada hamparan kebudayaan dapat ditemui relasi dan oposisinya masing-masing.
Sedangkan untuk mengatasi perilaku ekstrim manusia dalam proses pencitraan kecantikan maka Islam memberikan gambaran yang paripurna. Islam menjelaskan bahwa perilaku manusia harus selalu berada dalam keseimbangan (cosmos). Salah satu bentuk penjagaan terhadap keseimbangan itu adalah dengan tidak berlebihan (ekstrim) pada proses pencitraan kecantikan. Sehingga ketimpangan (cheos) yang terjadi dalam pemaknaan kecantikan yang berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia dapat dihindari.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Pembimbing : Suhermanto Dj'afar
Creators:
CreatorsEmailNIM
Syaifuddin, Harista HidayahUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Filsafat
Keywords: Mitos Kecantikan; Strukturalisme; Levi Strauss
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 21 Nov 2013
Last Modified: 06 Apr 2015 06:56
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/10568

Actions (login required)

View Item View Item