HARI RAYA NYEPI BAGI UMAT HINDU DI GANG ULUN SUAN BANJAR ABIANTIMBUL BADUNG DENPASAR-BALI : STUDI MAKNA SIMBOLIK

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ilmawati, Hilda (2013) HARI RAYA NYEPI BAGI UMAT HINDU DI GANG ULUN SUAN BANJAR ABIANTIMBUL BADUNG DENPASAR-BALI : STUDI MAKNA SIMBOLIK. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (152kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (9kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (14kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (108kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 2.pdf

Download (103kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 3.pdf

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 4.pdf

Download (55kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB 5.pdf

Download (18kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (23kB) | Preview

Abstract

Studi ini mengkaji tentang Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Gang Ulun Suan Desa Pemecutan Kelod Badung Denpasar Bali, Studi Makna Simbolik. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosesi ritual Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Gang Ulun Suan. Prosesi ritual Hari Raya Nyepi meliputi Melis, Pengembang, Ngesange, Nyepi atau Catur Bratha Penyepian, dan Ngempak Geni.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi dan sosiologi dengan landasan teori Mercia Eliade, Victor Turner, dan Emile Durkheim, dengan jenis penelitian kualitatif field research atau penelitian lapangan. Adapun tentang metode pengumpulan data yang digunakan adalah in deep interview atau wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi.
Temuan penelitian tentang Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Gang Ulun Suan sebagai makna simbolik adalah pertama, prosesi ritual Hari Raya Nyepi dilaksanakan sesuai dengan dasar ajaran agama Hindu yaitu filsafat, etika, dan ritual menurut agama Hindu dari bentuk Puja dan Yajna. Prosesi ritual Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Gang Ulun Suan ada yang memaknai sebagai ritual suci dan ada juga yang memaknai sebagai perayaan tahunan. Kedua, makna simbolik perlengkapan atau sesaji bernilai sakral menuju profan atau sebaliknya seperti pakaian adat Bali warna putih yang melambangkan kesucian. Ketiga, Nyepi atau Catur Bratha penyepian dimaknai umat Hindu di Gang Ulun Suan sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, membentuk peralihan ritus sesuai dengan kesepakatan bersama, dan membentuk fakta sosial adanya simbol keikhlasan yaitu adanya nuansa sepi, sunyi, dan gelap yang sudah dialami umat Hindu di Bali. Bagi umat Hindu di Gang Ulun Suan baik yang taat terhadap ajaran agama maupun yang tidak taat, pelaksanaan Nyepi atau Catur Bratha penyepian adalah keadaan yang mampu mempersatukan umat Hindu di Bali.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ilmawati, HildaUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Agama
Keywords: Hari Raya Nyepi, Makna sakral dan profan, Keikhlasan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Perbandingan Agama
Depositing User: Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 29 Jan 2014
Last Modified: 20 Apr 2015 08:10
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/10972

Actions (login required)

View Item View Item