Analisis yuridis terhadap penolakan permohonan pengangkatan anak: studi Putusan Nomor 0182/Pdt.P/2012/Pa.Tbn

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rosadi, Muhajir (2014) Analisis yuridis terhadap penolakan permohonan pengangkatan anak: studi Putusan Nomor 0182/Pdt.P/2012/Pa.Tbn. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhajir Rosadi_C01209048 ok.pdf

Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan yang berjudul “Analisis Yuridis Terhadap Penolakan Permohonan Pengangkatan Anak (Studi Putusan Nomor 0182/Pdt.P/2012/Pa.Tbn). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan. Pertama, Bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 0182/Pdt. P/2012/PA.Tbn dalam menolak permohonan pengangkatan anak? Kedua, Bagaimana analisis yuridis terhadap dasar hukum hakim dalam memutuskan perkara Nomor 0182/Pdt.P/2012/PA.Tbn tentang menolak permohonan pengangkatan anak? Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan telaah dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 0182/Pdt.P/2012/Pa.Tbn pemohon adalah nenek dari cucu anak angkat berusia melebihi peraturan Kemensos No.41/HUK/KEP/VII/1984, permohonan tersebut adalah agar dapat dimasukkan tunjangan keluarga dalam status kepegawaian pemohon. Dalam persoalan pengangkatan anak terdapat beberapa aturan yang meregulasinya, disamping Keputusan Menteri Sosial yang telah disebutkan dalam pertimbangan hukum tersebut, tidak boleh dilupakan pula adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 tahun 2007 dalam pasal 13 sub (b) menyebutkan calon orang tua angkat berumur paling rendah 30 tahun dan paling tinggi 55 tahun. Pemohon mengangkat anak tersebut adalah bertentangan dengan kepatutan dan bertentangan dengan hukum yang berlaku. berdasarkan UndangUndang Nomor 01 tahun 1974 pasal 45 ayat 1 dan 2 adalah : a. Ayat (1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak mereka sebaikbaiknya; b. Ayat (2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Selain itu, hukum Islam tetap komitmen menjaga nasab dan dalam konteks anak angkat sebenarnya orang tua dibatasi dalam area tanggung jawab pengasuhan dan pemeliharaan, pendak kata urusan-urusan anak menjadi sejahtera, sedangkan hukum administrasi Negara adalah menjadi payung hukum yang mengakomodir hak anak angkat terhadap orang tua angkat yang PNS. Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka disarankan bagi pihak yang bersangkutan dalam hal ini adalah Majelis hakim dalam menerapkan perundangundangan harus mempergunakan tata urutan hirarchi perundangan. diharapkan agar masyarakat yang mampu secara sosial dan ekonomi, serta mampu mengemban amanah untuk tergerak hatinya untuk membantu anak-anak kurang mampu.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rosadi, MuhajirUNSPECIFIEDC01209048
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMasruhan, MasruhanUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Keywords: Penolakan permohoan pengangkatan anak; adopsi
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 26 Feb 2015 07:50
Last Modified: 04 Jan 2024 04:11
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/1171

Actions (login required)

View Item View Item