HUBUNGAN MERTUA DAN MENANTU : STUDI KASUS KELUARGA IDEAL DALAM RUMAH TANGGA BURUH PABRIK PEREMPUAN DI DESA DRADAHBLUMBANG KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Silfana, Nila putri (2016) HUBUNGAN MERTUA DAN MENANTU : STUDI KASUS KELUARGA IDEAL DALAM RUMAH TANGGA BURUH PABRIK PEREMPUAN DI DESA DRADAHBLUMBANG KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (527kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (141kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (206kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (343kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (455kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (620kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (274kB) | Preview

Abstract

Kehidupan keluarga yang terdapat mertua dan menantu perempuan dalam satu rumah selalu menarik untuk dibahas. Ada dua rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: Pertama, Bagaimana hubungan antara mertua dengan menantu buruh pabrik perempuan di Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan? Kedua, Bagaimana persepsi mertua tentang perilaku menantu buruh pabrik perempuan di Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam hal ini, peneliti menggunakna teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskripsi dan dianalisis dengan menggunakan teori fungsionalisme struktural. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) Hubungan antara mertua dan menantu terbagi menjadi dua macam yaitu asosiatif dan disasosiatif. Munculnya hubungan baik atau buruk tergantung aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial. Terciptanya hubungan asosiatif manakala keduanya dapat bekerja sama dengan baik. Menantu memiliki rasa hormat kepada mertuanya, dan mertua memiliki kesadaran atas peralihan seluruh tugas domestik yang harus dikerjakan oleh mertua. Terciptanya hubungan disasosiatif ditandai dengan seringnya gap yang terjadi, hal tersebut dikarenakan menantu belum bisa menganggap bahwa ibu mertuanya seperti ibu sendiri. sehingga ia sangat mudah tersinggung dengan ucapan ibu mertua dan mengadukan baik kepada orang tua kandung maupun kepada suaminya. Terbatasnya waktu menantu dirumah yang disebabkan oleh kesibukan kerja sebagai buruh pabrik membuat mertua yang beralih menanggung seluruh pekerjaan domestik. (2) Mertua di Desa Dradahblumbang ingin menganggap menantunya seperti anak sendiri. Namun jika menantu memiliki perilaku yang cenderung buruk kepada mertuanya, maka akan memunculkan rasa tidak senang di hati mertua kepada menantu. Hal itu yang membuat mertua dan menantu seakan menjaga jarak, sehingga terjadi kerenggangan dalam hubungan mereka. Jadi senang atau tidaknya mertua kepada menantu tergantung sikap yang diwujudkan oleh menantu kepada mertuanya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Silfana, Nila putrinilaputrisilfana58@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Keluarga
Keluarga > Keluarga - Anak
Keywords: Hubungan; Mertua; Menantu.
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Silfana Nila Putri
Date Deposited: 24 Aug 2016 08:41
Last Modified: 25 Aug 2016 02:11
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/12362

Actions (login required)

View Item View Item