Tradisi ruwatan bulan purnama di Candi Brahu Trowulan Mojokerto

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

LUTFIADIN, AGUS (2016) Tradisi ruwatan bulan purnama di Candi Brahu Trowulan Mojokerto. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (872kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (202kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (194kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (328kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (599kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (386kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (202kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (211kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini yang berjudul “Tradisi Ruwatan Bulan Purnama Di Candi Brahu Trowulan Mojokerto”. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi; 1). Bagaimana asal-usul Tradisi Ruwatan Bulan Purnama di Candi Brahu Trowulan Mojokerto, 2). Bagaimana prosesi Tradisi Ruwatan Bulan Purnama di Candi Brahu Trowulan Mojokerto, 3). Bagaimana Respon Masyarakat Muslim dalam Tradisi Ruwatan Bulan Purnama. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metodologi Antropologi dengan pendekatan adaptasi kultural yang menggunakan metode Etnografi; 1). Observasi, melakukan pengamatan secara langsung di tempat pelaksanaan tradisi ruwatan bulan purnama, 2). Interview, melakukan wawancara secara langsung dengan pelaku upacara, pemuka agama, dan sesepuh desa, 3). Dokumentasi, melakukan pencatatan dan pengambilan gambar-gambar, 4). Menganilisis unsur lokal dan unsur islam dalam tradisi ruwatan bulan purnama dan menunjukan nilai-nilai Islam dalam tradisi ruwatan bulan purnama kemudian menginterpretasikannya. Penelitian ini menggunakan teori evolusi kebudayaan oleh David Kaplan dan teori fungsionalisme struktural oleh George Ritzer.
Berdasarkan pendekatan adaptasi kultural yang diteliti penulis terhadap tradisi ruwatan bulan purnama, dapat dipahami bahwa 1). Tradisi ruwatan bulan purnama dilaksanakan secara turun-temurun dan sudah ada semenjak masa kerajaan Majapahit sampai saat ini, yang telah mengalami akulturasi budaya baru yaitu agama Islam. 2). Dalam hal pakaian dahulu sangat bertentangan dengan ajaran Islam, karena harus telanjang bagi perempuan dan laki-laki hanya bercawat. Namun setelah Islam masuk semua di ubah berpakaian lengkap menutupi aurat. Perlengkapan ritual antara lain; kinangan, dupa, kembang tujuh rupa, air dan bejana, kain kuning, dan pakaian serba berwarna hitam. 3). Mayoritas masyarakat mengannut agama Islam, meski terdapat organisasi Islam yang berbeda pendapat akan tetapi tidak ada konflik yang serius diantara masyarakat dalam menyikapi tradisi ruwatan bulan purnama. Adapun tujuan melaksanakan tradisi ruwatan bulan purnama ini adalah untuk penghapusan dan merenungi setiap dosa-dosa yang dilakukan oleh setiap individu dan memohon ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT). Namun yang ditekankan dalam tradisi ini adalah para pelaku upacara hanya memohon ampunan dari Tuhan atas segala perbuatan yang dilakukannya, bukan untuk meminta apapun dari Tuhan selain pengampunan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
LUTFIADIN, AGUSsugaboy.sb@gmail.comA02212032
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorAziz, Abdulabdulazizmedan@yahoo.com2003015501
Subjects: Kebudayaan Jawa
Keywords: Ruwatan Bulan Purnama
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Lutfiadin Agus
Date Deposited: 25 Aug 2016 07:57
Last Modified: 26 Nov 2019 07:24
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/12596

Actions (login required)

View Item View Item