Analisis Maqasid Al-Shari’ah terhadap kitab undang-undang hukum perdata pasal tentang ahli waris pengganti

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Jazuli, Mas'ud (2016) Analisis Maqasid Al-Shari’ah terhadap kitab undang-undang hukum perdata pasal tentang ahli waris pengganti. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (31kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (29kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (290kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (86kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (58kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (33kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (38kB) | Preview

Abstract

Skripsi dengan judul “Analisis Maqasid Al-Shari’ah terhadap Kitab Undang Undang Hukum Perdata pasal tentang Ahli Waris Pengganti” ini menjelaskan analisis maqasid al-shariah terhadap konsep ahli waris yang terdapat dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Penulis menemukan permasalahan berupa, pertama bagaimana ahli waris pengganti menurut hukum perdata, kedua bagaimana analisis maqasid al-shari’ah terhadap Kitab Undang Undang Hukum Perdata pasal tentang ahli waris pengganti. Analisis menggunakan konsep ahli waris pengganti dalam Islam juga maslah}ah sebagai substansi dari maqasid al-shari’ah serta pencetus ahli waris pengganti di Indonesia yang mengedepankan asas bilateral. Metode penelitian menggunakan tehnik pengumpulan data dengan library research yang selanjutnya dianalisis dengan hukum maqasid al-shari’ah. Berdasarkan hasil analisis, Pada pasal 840 KUH Perdata yang menyatakan bahwa anak-anak dari orang tua yang dinyatakan tidak patut menjadi ahli waris bisa menjadi ahli waris pengganti, karena tidaklah pantas anak dirugikan atas perbuatan orang tua. Namun untuk bagian dari ahli waris pengganti tidakah boleh melebihi bagian yang seharusnya diterima oleh ahli waris yang diganti. Pasal 841 KUH Perdata yang menyatakan bahwa ahli waris pengganti bertindak dalam derajat dan dalam segala hak orang yang diganti bahkan penggantian juga bersifat umum dan terbuka sampai pada keturunan kebawah. Pada pasal 847 KUH Perdata menegaskan bahwa seseorang yang masih hidup tidaklah bisa menjadi ahli waris pengganti terhadap orang yang masih hidup pula, terlepas yang digantikan adalah onwaardig. Maka dengan tetap menjadikan anak sebagai ahli waris pengganti adalah penyelesaian problematika yang sesuai karena anak tidaklah patut dipersalahkan karena perbuatan orang tua dan salah satu tujuan dari maqasid al-shari’ah akan tercapai yakni hifz al-mal. Sebagai saran penulisan, tatkala orang tua di jatuhi hukuman atas kesalahannya dan dinyatakan tidak patut menjadi ahli waris, sebaiknya anak menjadi ahli waris pengganti atas orangtunya karena dengan menjadikan anak sebagai ahli waris pengganti maka nasab tidak akan terputus dan tercipta keadilan. Serta terpenuhinya maqasid al-shari’ah yakni hifz al-mal dan hifz al-nasab.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Jazuli, Mas'udiebnue.muhajier@gmail.comC31211122
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorGhozali, Muhammad Lathoifmuhammadlathoif@gmail.com2003117501
Subjects: Ahli Waris
Hukum Islam
Keywords: Ahli waris pengganti; hukum perdata
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Jazuli Mas'ud
Date Deposited: 29 Aug 2016 03:01
Last Modified: 25 Nov 2019 08:17
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/13259

Actions (login required)

View Item View Item