Posisi wanita dalam pandangan mufassir dan feminis

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wasiati, Harumi (1998) Posisi wanita dalam pandangan mufassir dan feminis. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (300kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (140kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (635kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (11MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Di negara negara berkembang kenyataan keras tentang nasib perempuan itulah yang sebenarnya aktual. Kesenjangan disini lebih terlihat sebagai ketimpangan sosial ekonomis itu boleh lebih pekat menampakkan latar belakang dan kesengan budaya bila, terutama "yang filosofis" dari eropa mendapat porsi dominan dalam pemikiran mengenai perjuangan peningkatan harkat perempuan. Bentuk diskriminasi yang paling buruk diantara pria dan wanita yang berlaku di masa lalu terjadi ketika orng orang kaya menjadikan harem harem bagi diri mereka dan menjerat ratusan wanita untuk memenuhi desakan seksual mereka. Rumusan masalah yang akan di bahas disini adalah 1). bagaimana penafsiran para mufassir tentang ayat ayat posisi wanita? 2). Bagaimana pendapat para feminis tentang posisi wanita? Dalam pembahasan ini menggunakan metode komparatif atau metode perbandingan yaitu sebagai metode imbangan analisa yaitu untuk membandingkan para mufassir dan feminis yang kemudian dapat disimpulkan rumusannya atau dirumuskan simpulannya. Kesimpulan dari pembahasan ini posisis wanita menurut mufassir: Bahwa para mufassir di atas sepakat menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan nafs wahidah dalam an nisa' 1 adalah adam, dan jauzaha adalah hawa. Hawa di ciptakan dari tulang rusuk adam yang sebelah kiri. Rgumen yang mereka kemukakan adalah 1) Ayat, min yang terdapat dalam khalaqah minha zaujaha adalah min tab'idhiyah, yang dengan demikian berarti hawa diciptakan dari sebagaian adam. 2). Hadits rasulullah saw riwayat bukhari dan muslim yang menyebutkan secara eksplisit penciptaan hawa dari tulang rusuk adam. Konsep kepemimpinan dalam rumah tangga para mufassir juga sepakat menyatakan bahwa suami adalah pemimpin terhadap istrinya dalam rumah tangga. Konsep kesaksian gan kewarisan perempuan para mufasir juga sepakat menyatakan bahwa formula kesaksian 1:2 (satu laki laki dan duan perempuan) dan formula kewarisan 2:1 (Bagaian anak laki laki dua bagaian anak perempuan) tidaklah bersifat diskriminatif terhadap kaum perempuan. Dan juga tidak menunjukkan inferioritas perempuan dibandingkan laki laki. Menurut mereka, formula kesaksian 1:2, berdasarkan pertimbangan pengalaman perempuan yang kurang dalam bidang bisnis. Sedangkan formula kewarisan 2:1 berdasarkan azas keadilan berimbang antara hak dan kewajiban.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Wasiati, Harumi--E03393120
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSyarief, M.--150224885
Subjects: Tafsir
Keywords: Wanita; Mufassir; Feminis; Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 12 Jan 2017 03:02
Last Modified: 20 Nov 2020 07:40
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/14796

Actions (login required)

View Item View Item