MANDI BESAR MESKI BELUM INZAL : KAJIAN MUKHTALIF AL HADITH SUNAN AL NASA’I NO INDEKS 153 DAN 191

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maisaroh, Sayyidatul (2017) MANDI BESAR MESKI BELUM INZAL : KAJIAN MUKHTALIF AL HADITH SUNAN AL NASA’I NO INDEKS 153 DAN 191. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (5MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (235kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (399kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (464kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (880kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (510kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (297kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (325kB) | Preview

Abstract

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana kualitas hadis dalam Sunan Al-Nasa’i no indeks 153 dan 191. Kedua, bagaimana penyelesaian kontradiktif dari hadis mandi besar meski belum inzal. Ketiga, implikasi hadis mandi besar meski belum inzal.Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas hadis tersebut dalam Sunan Al-Nasa’i no indeks 153 dan 191. Kedua, digunakan untuk menemukan penyelesaian dari hadis yang kontradiktif. Ketiga, untuk mengetahui implikasi dari hadis tersebut.Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), dalam menjawab penelitian tersebut di lakukan dengan pengumpulan data yang diperoleh dari kitab hadis Kutub al-Sittah terutama kitab Sunan Al-Nasa’i, kemudian dilakukan analisa dengan melakukan takhrij terhadap hadis yang telah diteliti, melakukan kritik sanad dan matan terhadap hadis yang diteliti, serta menemukan penyelesaian dari hadis yang kontradiktif tersebut.Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, hadis Sunan al-Nasa’i nomor indeks 153 kualitas sanadnya s}ah}ih} li dhatihi, sedangkan kualitas matannya s}ah}ih} li ghairihi dikarenakan hadisnya dibawah tingkatan hadis yang s}ah}ih} dan diperkuat oleh hadis yang lainnya. Sedangkan jika ditinjau dari segi kehujahannya maka hadis tersebut termasuk hadis yang maqbul yang ghairu ma’mulun bih dikarenakan hadisnya bertentangan dengan hadis yang lainnya. Sedangkan hadis Sunan Al-Nasa’i no indeks 191 kualitas sanadnya s}ah}ih} li dhatihi, sedangkan kualitas matannya termasuk s}ah}ih} li dhatihi dikarenakan memenuhi secara lengkap syarat- syaratnya. Sedangkan jika ditinjau dari kehujahannya, maka tergolong hadis yang maqbul yang ma’mulun bih dikarenakan tidak bertentangan dengan hadis yang lainnya. Kedua, hadis ini di selesaikan dengan metode Nasikh-Mansukh (menghapus dalil yang keluar lebih awal). Hadis yang mansukh adalah hadis al-Nasa’i no indeks 153 (tidak diwajibkan mandi besar). Sedangkan yang nasikh adalah hadis al-Nasa’i no indeks 191 (diwajibkan mandi besar). Ketiga, implikasi dari hadis tersebut manfaat dari mandi besar dapat menghilangkan rasa malas dan bau yang tidak enak. Sedangkan apabila tidak mandi besar setelah bersetubuh, maka akan terserang penyakit diabetes, jantung dan stres.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Maisaroh, Sayyidatulsayyidatulmaisaroh@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir > Tasfir Hadis
Keywords: Yaghsilu; Wajaba al-ghuslu.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Maisaroh Sayyidatul
Date Deposited: 07 Mar 2017 03:27
Last Modified: 07 Mar 2017 03:27
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/15817

Actions (login required)

View Item View Item