Epistemologi tasawuf dalam kitab al Muntakhabatu fi rabitati al qalbiyyati wa silati al ruhiyyah karya K.H. Ahmad Asrori Ishaqi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Yusuf, Ilyasin (2016) Epistemologi tasawuf dalam kitab al Muntakhabatu fi rabitati al qalbiyyati wa silati al ruhiyyah karya K.H. Ahmad Asrori Ishaqi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (179kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (146kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (278kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (347kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (336kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (212kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (161kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research), yakni penelitian yang menjadikan bahan pustaka sebagai sumber (data) utama. Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah karya-karya K.H. Ahmad Asrori Ishaqi – Selanjutnya dalam tulisan ini disebut Kyai Asrori – yang berhubungan dengan epistemologi pengetahuan seperti kitab al-Muntakhabatu fi Rabitati al-Qalbiyyati wa Silati al-Ruhiyyah yang berjumlah lima jilid dan karya Kyai Asrori yang lain. Sedangkan sumber-sumber sekunder yaitu data-data pendukung yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penelitian ini, berupa buku, ensiklopedia, kamus, majalah, jurnal serta karya-karya pengarang lain yang membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa Epistemologi pengetahuan yang terdapat dalam tasawuf Kyai Asrori yaitu Kyai Asrori menempatkan akal manusia sebagai bagian dari sumber pengetahuan. Bagi Kyai Asrori tanda-tanda kesempurnaan akal dapat diklasifikasikan menjadi dua, tanda yang tampak secara lahir dan secara batin. Tanda-tanda yang tampak secara lahir seperti diam, rendah hati, ahklak yang baik, jujur dan beramal shaleh, sedangkan secara batin berupa tafakkur (berfikir), memetik pelajaran, khusyu’, takut akan disiksa Allah dan mengingat kematian. Selain akal menjadi sumber pengetahuan, Kyai Asrori juga menyatakan bahwa hati juga mempunyai korelasi dengan akal. dengan banyak mengutip pendapat ulama’ shufiyah, Kyai Asrori mengatakan bahwa akal itu adalah hati dan hati adalah akal. sedangkan metode untuk mendapat pengetahuan yang terdapat dalam tasawuf Kyai Asrori ialah menjadikan keyakinan sebagai nalar untuk memahami sesuatu yang disebut dengan al-Fiqhu. Metode al-Fiqhu diawali dari sebuah pemahaman rasio yang kemudian dikorelasikan dengan hati hingga akan membentuk sebuah keyakinan. Rahasia ilmu yang tersingkap dan tersibak, sehingga gambarannya terlihat jelas oleh mata hati itu dinamakan al-Fiqhu.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Yusuf, Ilyasinilyasin.yusuf@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Pemikiran
Tasawuf
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Yusuf Ilyasin
Date Deposited: 27 Mar 2017 06:31
Last Modified: 27 Mar 2017 06:32
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/15982

Actions (login required)

View Item View Item