Studi Komparasi antara madzhab Syafi'i dan madzhab Hanbali tentang Kafaah dalam Perkawinan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Zahra, Zahra (2017) Studi Komparasi antara madzhab Syafi'i dan madzhab Hanbali tentang Kafaah dalam Perkawinan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (8MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (138kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (248kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (346kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (362kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan dengan judul “Studi Komparasi Antara Madzhab Syafi’i Dan Madzhab Hanbali Tentang Kafaah Dalam Perkawinan”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tentang bagaimana pandangan madzhab Syafi’i dan pandangan madzhab Hanbali tentang kafaah dalam perkawinan dan bagaimana persamaan dan perbedaan antara madzhab Syafi’i dan madzhab Hanbali tentang kafaah dalam perkawinan? Data penelitian dihimpun melalui pembacaan dan kajian teks (text reading) dan selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif-komparatif. Setelah melalui pembahasan demi pembahasan, akhirnya dapat diketahui bahwasanya pandangan madzhab Syafi’i tentang kafaah dalam perkawinan, meliputi: agama, nasab, kemerdekaan, pekerjaan atau profesi dan harta, usia dan selamat dari aib. Dalam pandangan madzhab Hanbali tentang kafaah dalam perkawinan, meliputi: agama, nasab, kemerdekaan, pekerjaan dan harta. Dari tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa persamaan dari kedua madzhab, yaitu sepakat bila agamalah yang utama dalam kafaah, sedangkan sifat yang lain hanya sebagai pelengkap. Perbedaannya, yaitu dalam madzhab Syafi’i mensyaratkan harus selamat dari aib untuk menjadikan antara kedua mempelai itu sekufu, sebab aib merupakan kemudharatan dan kemudharatan itu harus dihilangkan. Begitu juga madzhab Syafi’i memasukkan usia dalam ranah kafaah yakni usia antara kedua mempelai itu harus ideal. Dalam madzhab Hanbali tidak mensyaratkan selamat dari aib dalam ranah kafaah sebab bila calon suami terdapat aib, maka bagi calon perempuan boleh untuk memilih meneruskan pernikahannya atau tidak dan pernikahanya sah. Bagi wali tidak memiliki hak untuk memilih meneruskan pernikahan atau tidak, namun memiliki hak untuk mencegah dan melarangnya. Dalam madzhab Hanbali tidak menyebutkan dan menjelaskan usia dalam ranah kafaah. Berdasarkan penelitian tersebut, untuk mewujudkan kebahagiaan rumah tangga, salah satunya dapat diwujudkan melalui pasangan yang selaras atau kafaah. Pada dasarnya, kafaah itu sendiri bukan merupakan syarat mutlak perkawinan namun diperlukan dalam rumah tangga untuk memelihara kestabilan adat istiadat dari kedua belah pihak.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Zahra, Zahraderinneira@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Fikih > Fikih Wanita
Nikah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Zahra Zahra
Date Deposited: 28 Apr 2017 02:15
Last Modified: 28 Apr 2017 02:15
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/16290

Actions (login required)

View Item View Item