Nasab dan perwalian anak hasil hubungan seksual sedarah (incest) dalam perspektif hukum Islam

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fajrina, Siti Rivqi Khairina Nur (2017) Nasab dan perwalian anak hasil hubungan seksual sedarah (incest) dalam perspektif hukum Islam. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (718kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (145kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (248kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (815kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (248kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (363kB) | Preview

Abstract

Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana nasab anak hasil hubungan seksual sedarah (incest) dalam perspektif Hukum Islam. Kedua, bagaimana perwalian anak hasil hubungan seksual sedarah (Incest) dalam perspektif Hukum Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang sifatnya library research (penelitian pustaka). Penelitian ini bersumber dari data-data primer berupa literatur seperti Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan Kitab-Kitab Hukum Islam lainnya. Serta data-data sekunder seperti buku-buku psikologi dan lain sebagainya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, nasab anak hasil hubungan seksual sedarah dalam perspektif Hukum Islam itu memiliki status sebagai anak zina, akan tetapi hal tersebut tidak termasuk pada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 tentang anak luar nikah, karena anak hasil hubungan seksual sedarah itu terlahir diluar perkawinan yang sah serta dilarang oleh agama sebab masih mempunyai hubungan darah, maka nasab anak tersebut hanya kepada ibunya dan keluarga ibunya. Sedangkan perwalian, adapun yang dimaksud perwalian disini yaitu perwalian dalam perkawinan, perwalian anak hasil hubungan seksual sedarah dalam perspektif Hukum Islam jatuh kepada wali hakim yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama, karena anak tersebut tidak mempunyai hubungan keperdataan dengan bapak biologisnya. Beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya hubungan seksual sedarah tersebut adalah faktor kemiskinan, pengangguran, konflik budaya dan lain sebagainya. Maka harapannya adalah pemerintah seharusnya berperan aktif dalam hal kesejahteraan masyarakat, misalnya menanggulangi terjadinya kemiskinan, menambah pengetahuan masyarakat tentang hak-hak reproduksi, serta meningkatkan taraf pendidikan masyrakat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Fajrina, Siti Rivqi Khairina Nurichifajrina95@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Perzinaan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: FAJRINA SITI RIVQI KHAIRINA NUR
Date Deposited: 28 Apr 2017 02:29
Last Modified: 28 Apr 2017 02:29
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/16313

Actions (login required)

View Item View Item