Kritik sosial dalam iklan Djarum 76: analisis semiotik commercial iklan Djarum 76 versi Wani Piro di televisi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fatimah, Nurul (2012) Kritik sosial dalam iklan Djarum 76: analisis semiotik commercial iklan Djarum 76 versi Wani Piro di televisi. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Nurul Fatimah_B06208133 ok.pdf
Download (12MB)

Abstract

Fokus yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu makna kritik sosial yang tersirat dalam iklan Djarum 76 versi "Wani Piro" (dilihat dari tokoh, scene, pesan verbal, pesan nonverbal dan setting iklan) Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode analisis kritis dengan menggunakan analisis semiotik pendekatan Carles Sander Pierce. Subyek penelitian ini adalah iklan Djarum 76 versi "Wani Piro" pada media televisi. sedangkan obyek penelitiannya adalah tokoh, scene, komunikasi/pesan verbal, komunikasi/pesan nonverbal, setting yang ada dalam iklan Djarum 76 versi "Wani Piro". Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) drama iklan Djarum 76 (Jin Botol) yang mengandung unsur budaya berbalut parodi dimana setiap pesan verbal dan nonverbal memiliki makna tersirat yang iklan. (2) Iklan Djarum 76 dengan versi "Wani Piro" ini menyindir atau mengkritik keadaan sosial dan politik masyarakat Indonesia sekarang ini, ditunjukkan dengan penggunaan kata kata wani piro , yang memiliki maksud berani bayar berapa, diperkuat dengan gerakan tangan yang menandakan meminta uang. Saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas iklan dan pengelolanya adalah (1) lebih mengenalkan merek produk yang diiklankan, tidak hanya mengandalkan seberapa bagus kualitas dari iklan. (2) Penggunaan ikon-ikon tokoh, budaya atau alur cerita dalam iklan ini, memungkinkan memiliki suatu alasan atau ideologi tersendiri oleh para kreator iklan. Karena iklan tidak semata-mata merefleksikan realitas tentang manfaat produk yang ditawarkan , namun seringkali menjadi representasi gagasan yang terpendam di balik penciptanya.