Penafsiran surat al-Takathur: studi metode penafsiran 'Aishah Abd al-Rahman bint al-Shati'

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Asro, Mohammad Fatikhul (2017) Penafsiran surat al-Takathur: studi metode penafsiran 'Aishah Abd al-Rahman bint al-Shati'. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (195kB)
[img] Text
Daftar Isi.pdf

Download (299kB)
[img] Text
Bab 1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Bab 2.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Bab 3.pdf

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (5MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (401kB) | Preview
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (407kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan metode yang digunakan Bint Shati’ dalam menafsirkan Al-Qur’an serta pengaplikasian metode Bint Shati’ dalam penafsiran surat al-Takathur. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini bersifat kepustakaan (library researching) dengan menggunakan metode penyajian secara deskriptif dan analitis. Sesuai dengan tujuan tersebut, sumber data primer yang digunakan penelitian ini adalah kitab tafsir dari Bint al-Shati’ sendiri, Tafsir al-Bayani li al-Qur’an al-Karim. Sementara sumber data sekundernya berasal dari kitab-kitab tafsir lainnya dan kitab-kitab ulum al-Qur’an. Sementara analisisnya dilakukan dengan menggunakan metode content analisis. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Bint al-Shati’ menggunakan empat metode dalam menafsirkan Al-Qur’an. Pertama, mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tertib nuzul yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas. Ini yang membedakan penafsiran Bint al-Shati’ dengan yang lainnya, bahwa ia menggunakan tafsir nuzuli sedangkan kebanyakan mufassir munggunakan tafsir nuzuli. Kedua, riwayat asbab al-nuzul sangat penting untuk mengetahui sebab turunnya ayat dan makna yang sesungguhnya. Ketiga, memahami makna harus dari kata dasar atau linguistiknya. Keempat, menukil pendapat mufasir lain dan menolak penafsiran sektarian dan isra’iliyyat. Keempat metode tersebut telah Bint al-Shati’ aplikasikan pada penafsiran surat al-Takathur. Seperti ketika mencari makna dari al-takathur, Bint al-Shati’ terlebih dahulu terlebih dahulu mencari arti secara harfiyah. Setelah itu, ia melacak lafadz al-takathur yang terdapat di dalam Al-Qur’an dengan tujuan memahami maknanya untuk mendapatkan penafsiran yang tepat, Bint Shati’ menambahkan pendapat beberapa mufassir. Ada yang berpendapat bahwa makna dari al-takathur adalah berlebih-lebihan dalam harta. Ada pula yang berpendapat bahwa al-takathur bermakna berlebih-lebihan atau persaingan yang menyangkut jumlah anak dan pengikut. Pendapat ini didasarkan pada riwayat sebab turunnya ayat ini. Dan dalam hal asbab al-nuzul ini, Bint al-Shati’ menggunakan kaidah al-ibrah bi umum al-lafzi la bi husus al-sabab. Menyikapi perbedaan tersebut, Bint Shati’ menafsirkan lafadz tersebut dengan melacak beberapa kali lafadz yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dengan tujuan memahami maknanya. Yang akhirnya didapatkan makna al-takathur, yaitu siapa saja yang lalai karena berbangga-banggaan dalam urusan dunia baik berupa harta maupun anak.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Asro, Mohammad Fatikhulafatikhul4@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir
Keywords: metode penafsiran; at takathur; bint Shati'
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: ASRO MOKHAMMAD FATIKHUL
Date Deposited: 07 Aug 2017 07:48
Last Modified: 07 Aug 2017 07:48
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/18374

Actions (login required)

View Item View Item