Penafsiran pengulangan lafal hadha rabbi menurut Fakhruddin al-Razi dalam perspektif kaidah takrar

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rohmaniyah, Hadiyah (2017) Penafsiran pengulangan lafal hadha rabbi menurut Fakhruddin al-Razi dalam perspektif kaidah takrar. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (453kB) | Preview
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (359kB)
[img] Text
Daftar Isi.pdf

Download (304kB)
[img] Text
Bab 1.pdf

Download (819kB)
[img] Text
Bab 2.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Bab 3.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Bab 4.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Bab 5.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (1MB)

Abstract

Takrar merupakan suatu kaidah untuk memahami firman firman Allah yang beredaksi mirip. Berangkat dari surat al-An’am ayat 76-78 terdapat pengulangan lafal “hadha rabbi” sampai tiga kali menunjukkan ungkapan Ibrahim kepada benda-benda langit, sekilas seakan Ibrahim mempertuhan selain Allah atau Ibrahim merasa bingung dalam mencari Tuhannya. Pengulangan lafal “hadha rabbi” ini masuk dalam kategori kaidah Takrar kebahasaan, sehingga perlu dikaji apa rahasia dibalik pengulangan kata “hadha rabbi” yang diungkapkan oleh Ibrahim tersebut. Persoalan ini dijawab melalui tafsir Mafatih al-Ghayb karya Fakhruddin al-Razi. Tulisan ini bermaksud untuk memahami lafal “hadha rabbi” yang diungkapkan oleh Ibrahim tentang kebenaran-pencarian Tuhan dalam surat al- An’am ayat 76-78 serta penerapan kaidah takrar oleh Fakhruddin al-Razi dalam tafsir Mafatih al-Ghayb. Jenis penelitian ini berbasis kepustakaan (library research). Untuk menjawab permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan bahasa, dengan menggunakan metodologi kualitatif dengan cara deskriptif-analisis. Melalui rumusan masalah di atas memberikan kesimpulan, pertama Fakhruddin al Razi menafsirkan perkataan Ibrahim tersebut; “hadha rabi” bukanlah suatu bentuk keyakinan dan atau komitmennya dalam mencari entitas/hakikat Tuhan semata, melainkan dengan kata istifham inkari (pertanyaan menyangkal) itu, memberikan maksud tertentu, yakni apakah layak/pantas benda-benda langit untuk disembah selain Allah. Dengan demikian, sebenarnya pencarian tuhan yang dilalui oleh Ibrahim tidaklah benar adanya. Kedua, Penerapan dan pengulangan kata “hadha rabbi” oleh Ibrahim itu adalah ungkapan penyangkalan pada kaumnya yang menyembah bintang, bulan dan matahari, bahwasanya Ibrahim meminta pemahaman (istifham) dengan membawa kesan ke-negasi-an/keingkaran. Sebagaimana diterapkan dengan kaidah takra yang berbunyi, العَرَبُ تَكْرَارُ الشَيْءَ فِي الِإسْتِفْهَامِ إِسْتِبْعَادًا لَهُ.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rohmaniyah, Hadiyahnia.bintukhozin@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir
Keywords: Takrar; Fakhruddin al-Razi
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: ROHMANIYAH HADIYAH
Date Deposited: 10 Aug 2017 02:05
Last Modified: 10 Aug 2017 02:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/18914

Actions (login required)

View Item View Item