Nahdlatul ulama dan geopolitik: perubahan dan kesinambungan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Chalik, Abdul (2011) Nahdlatul ulama dan geopolitik: perubahan dan kesinambungan. Impulse, Yogyakarta. ISBN 978-602-99794-1-1

[img]
Preview
Text
Nahdlatul ulama.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dalam kajian politik NU, terutama di Jawa Timur tidak dapat dilepaskan dari unsure budaya politik. Budaya ini terbentuk oleh pergumulan budaya besar (mayor) dan kecil (minor) yang cukup panjang dan intens, baik berasal dari tradisi Islam maupun Kejawen. Hasil dari pertemuan ini, melahirkan beberapa varian subkultur di Jawa Timur, yakni: budaya Pesisiran, Mataraman, Arek, Madura dan Pendalungan. Lima subkultur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Akibat dari hibridasi dan amalgamasi kultur dan subkultur membawa akibat pada budaya politik elite NU yang mendiami kawasan tersebut. Budaya elite politik yang berada di kawasan subkultur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut;budaya elite NU Mataraman bersifat rasional, lebih mementingkan substansi dari pada simbol, sangat taat pada raja/pimpinan negara dan memiliki kecenderungan berpolitik secara personal. Budaya politik elite NU Pesisiran; cenderung rasional-pragmatis, substansi dan simbol berjalan paralel. Kepatuhan santri kepada kiai tidak selalu beriringan dengan kepatuhan di bidang politik. Budaya politik elite Madura masih tradisional-kharismatik, masih kuat mempertahankan simbol-simbol tradisi keagamaan, fanatik pada kiai dan kepatuhan kepada kiai menyangkut bidang agama dan politik. Budaya politik elite Pendalungan cenderung tradisional-kharismatik tetapi pada hal-hal tertentu mulai pragmatis karena akibat interaksi dengan budaya popular, masih kuat mempertahankan simbol tradisi keagamaan, demikian juga masih fanatik pada kiai. Sementara dalam budaya Arek cenderung rasional-pragmatis (karena pengaruh budaya popular metropolitan), dari sisi prilaku cenderung egaliter, toleran dan kosmopolit, dan hubungan kiai politik ditempatkan secara proporsional. Dalam sejarah Pemilu menunjukkan bahwa Jatim merupakan perpaduan antara nasionalis dan religius. Keduanya kokoh sebagai kekuatan politik.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Book
Creators:
CreatorsEmailNIM
Chalik, AbdulUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Politik > Politik Islam
Nahdlatul Ulama
Divisions: Karya Ilmiah > Buku
Depositing User: Users 225 not found.
Date Deposited: 25 Oct 2017 03:54
Last Modified: 25 Oct 2017 03:54
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/20830

Actions (login required)

View Item View Item