Puisi Rifa’ah Thahthawi sebagai penyair, pembaharu pendidikan sosial Mesir: kajian analisis puisi Islam masa kebangkitan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dahlan, Juwairiyah (2011) Puisi Rifa’ah Thahthawi sebagai penyair, pembaharu pendidikan sosial Mesir: kajian analisis puisi Islam masa kebangkitan. IAIN Sunan Ampel Surabaya Press. ISBN 978-602-98345-9-8

Text
Juwairiyah Dahlan_Puisi Rifa'ah Al Thahthawi.pdf
Download (1MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/21592

Abstract

Tema buku ini adalah: Pengaruh Rifa’ah Rafi’ Thahthawi Sebagai Pembaharu dan Pemikir di Mesir dan Dunia Islam (Kajian Analisis Puisi-Prosa Dalam Pembaharuan Pendidikan Masa Kebangkitan)”. Permasalahan yang dikaji adalah: kasus-kasus munculnya eksploitasi/intimidasi, tipologi perspektif bernegara. buku ini kajiannya bersifat deskriptif. Kajian berupaya mengungkapkan kasus-kasus eksploitati/intimidasi dan melakukan analisis kecenderungannya untuk studi pengembangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial-historis (socio-historical approach) yang digali dari sumber sekunder melalui dokumentasi buku-buku, diwan, liputan media massa seperti: koran, majalah. Sedang metode penelitiannya adalah strukturalis yaitu menganalisis struktur kata/kalimat. Hasil penelitian dalam penulisan buku ini yang ditemukan bahwa terdapat eksploitasi/intimidasi seperti ikut campur tangan penjajah luar/dalam negeri Mesir. Para khadiw, pemimpin, pegawai, digantikan orang-orang yang disenangi penjajah. Eksplotasi/intimidasi tersebut terjadi sebagai akibat kondisi tertentu yang merosot yang dikompori oleh penjajah dan diadu domba antara organisasi satu dengan yang lain, keluarga satu dengan yang lain, baik faktor internal maupun eksternal dan tidak timbul dengan begitu saja dan dipicu oleh suatu kejadian, dapat muncul sewaktu-waktu oleh pelaku besar maupun pelaku kecil yang terlibat dalam dunia kependidikan dan kependudukan di negeri Mesir, Arab dan Turki. Tak pernah tertutup komunikasi antara Barat-Timur, tetapi Timur makin lemah/bodoh karena kesalahan / kekalahan / kecerobohan / kelalaian / kemalasan Timur sendiri. Akhirnya Eropa mengintai / mencaplok Arab / Islam / Timur. Tipologi eksploitasi / intimidasi: pertama, intimidasi terbuka yakni, intimidasi kasat mata / diamati secara langsung seperti: perkelahian, tawuran, bentrokan massa atau yang berkaitan dengan fisik. Kedua, intimidasi yang bersifat tertutup, yakni penyebaran fitnah, mata-mata. Ketiga, intimidasi yang bersifat agresif (offensive), yaitu kekerasan seperti perampasan, pencurian atau bahkan pembunuhan. Beberapa tokoh sadar dan bangkit untuk membangkitkan umat untuk berjuang antara lain Rifa'ah Thahthawi Cs. Mereka nekat dikirim ke Paris Perancis demi ilmu dan peradaban modern, Khususnya Rifa’ah ahli bahasa, terjemah, sastrawan, jurnalis dalam berbagai buku hasil karya dan terjemahannya. Khususnya Rifa’ah telah mengembangkan bahasa / madrasah Alsun dan juga sebagai Letkol, Direktur sekolah militer, Pembaharu kurikulum dan metode, pecinta tanah air, pendidik putra putri, propaganda pendidikan wanita, penyair bangsa Mesir dan tokoh pembaharu dan lain-lain. Karya ini merupakan hasil penelitian puisi Rifa’ah, untuk mencegah permusuhan tersebut, dalam norma agama, etika, budaya dan nilai-nilai kemanusiaan perlu ditanamkan dalam diri seseorang melalui pendidikan nilai, toleransi, afektif dan humanis dan merujuk kembali kepada kaidah agama masing-masing, sebagaimana yang dijelaskan dalam isi buku ini. Norma Agama (Islam) dalam puisi Rifa'ah khususnya masa kebangkitan di Mesir amat berarti dalam memberikan kesabaran bagi tiap pemeluk agama akan pentingnya berperilaku / berakhlak dengan kasih sayang, pemaaf, toleransi, saling tolong menolong, saling beramal baik, dengan mengutamakan kedamaian bukan dengan balas dendam, bukan dengan dengki, tidak mencela, tidak menfitnah, tidak menghina, tidak mencuri, bahkan tidak membunuh, pada siapapun. Pendek kata ajaran Islam dalam puisi Rifa'ah sarat dengan pendidikan afektif, humanis dan toleransi dan karenanya dapat digunakan sebagai alternatif solusi bagi tokoh / pejuang berupaya menghentikan perilaku pertengkaran dan berpropaganda mencari solusi kerukunan umat beragama.