Ritual sembahyang dalam kehidupan masyarakat Hindu di Banjar Taman Desa Gubug Tabanan Bali

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nurlani, Ida (2010) Ritual sembahyang dalam kehidupan masyarakat Hindu di Banjar Taman Desa Gubug Tabanan Bali. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Ida Nurlaini_E02206011.pdf
Download (1MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang dilakukan di banjar Taman desa Gubug Tabanan Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata pelaksanaan upacara ritual dalam kehidupan keagamaan masyarakat Hindu di banjar Taman desa Gubug Tabanan Bali dan pemaknaan dari upacara ritual tersebut, serta pandangan masyarakat Islam terhadap tata ritual agama Hindu Dharma. Penulis berusaha menyampaikan data seaktual mungkin. Metode yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisa deskriptif yaitu bentuk analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sembahyang dalam agama Hindu Dharma jika dilihat dari waktu persembahyangan secara garis besamya dapat digolongkan menjadi dua bagian: nitya karma yakni persembahyangan yang bersifat rutin atau setiap hari dan berlaku umum. Dan naimitika karma adalah persembahyangan yang khusus dilakukan pada hari-hari tertentu dan bersifat khusus. Tata cara dan urutan atau rangkaian sembahyang disebut Kramaning Sembah. Adapun urutan sembahyang adalah sebagai berikut: sembah Puyung, sembah kehadapan Hyang Siwa Raditya, sembah kehadapan Hyang Widhi sebagai Ista Dewata, sembah kehadapan Hyang Widhi sebagai Pemberi Anugrah, dan terakhir sembah puyung atau tangan kosong. Pandangan umat Islam terhadap pelaksanaan ritual Hindu Dharma ialah mereka tidak terganggu, hal ini dikarenakan rasa toleransi antar umat yang besar diantara penduduk banjar Taman. Selain itu dalam agama Islam juga mengajarkan untuk tidak mencampuri masalah agama lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Kafirun ayat 6.