TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH SULAM BIBIR DAN ALIS : TELA'AH ATAS TEMUAN PENELITIAN SITI NUR KHOLIFAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sholehuddin, Moh (2015) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH SULAM BIBIR DAN ALIS : TELA'AH ATAS TEMUAN PENELITIAN SITI NUR KHOLIFAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (356kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (277kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (683kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (487kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (876kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (316kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (180kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menyoroti hasil penelitian Siti Nur Kholilah yang menyatakan bahwa kedudukan upah atas jasa sulam bibir dan alis hukumnya haram dengan alasan mengubah ciptaan Allah, tinta yang masuk ke dalam kulit bisa menghalangi sampainya air ketika bersuci wudlu, dan mad}aratnya lebih besar daripada manfaatnya.Data penelitian dihimpun melalui pandangan ulama tentang perbuatan mengubah ciptaan Allah, pandangan ulama yang berkaitan dengan qiya, pandangan Islam yang berkaitan dengan bahan-bahan halal dan haram, dan pandangan ahli medis terhadap efek sulam bibir dan alis. Selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif analisis.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sulam bibir dan alis hukumnya haram karena dua alasan. Pertama, sulam bibir dan alis merupakan perbuatan (berhias) secara berlebihan sehingga perbuatan ini dibenci Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-A’raf ayat 31:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. ”Sedangkan akibat dari berbuat isra dijelaskan dalam firman Allah surat al-Isra’ ayat 27: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. ”Kedua, mad}aratnya lebih besar daripada manfaatnya. Penulis menggunakan kaidah:
دَفْعُ الضَّرَرِ اَولَى مِنْ جَلْبِ النَّفْعِ “Menolak kemudaratan lebih utama daripada meraih kemaslahatan.”Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada peneliti sebelumnya dan pembaca pada umumnya disarankan hendaknya tidak tergesa-gesa dalam menentukan hukum suatu masalah sebelum menemukan dalil yang bisa dijadikan dasar dalam menghukumi masalah tersebut.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Abd Salam
Creators:
CreatorsEmailNIM
Sholehuddin, MohUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Keywords: Hukum Islam; Upah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Users 283 not found.
Date Deposited: 18 Sep 2015 05:36
Last Modified: 30 Jun 2016 02:15
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/2292

Actions (login required)

View Item View Item