Al Ijma' fi al Tafsir dalam surah al Kahfi [18]: 60 dan al Lail [92]: 17 dalam kitab-kitab tafsir modern

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Amru, Khobirul (2018) Al Ijma' fi al Tafsir dalam surah al Kahfi [18]: 60 dan al Lail [92]: 17 dalam kitab-kitab tafsir modern. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Khobirul Amru_E93214074.pdf

Download (16MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, diktum yang selalu diulang-ulang oleh—khususnya—mufasir atau pun pengkaji tafsir bahwa al-Quran Salih li Kulli Zaman wa Makan. Dengan diktum ini, mereka menghendaki untuk dilakukan pembacaan dan penafsiran yang terus menerus, karena spirit al-Quran itu senantiasa sesuai/kontekstual, kapan pun dan dimana pun. Padahal di satu sisi, ada beberapa ayat-ayat al-Quran yang penafsirannya telah “disepakati” (baca: ijma‘). Sisi ini lah yang sering kali dilupakan oleh kebanyakan orang. Kedua, beragamnya pendekatan, metode dan corak penafsiran al-Quran di era modern, yang tidak didapatkan ketika ijma‘-ijma‘ itu terbentuk (yakni di era klasik-pertengahan). Kedua hal ini lah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana para mufasir modern itu menafsirkan ayat-ayat ijma‘, dengan mengambil dua sampel ayat yakni surah al-Kahfi [18]: 60 dan al-Lail [92]: 17. Kemudian, untuk memfokuskan penelitian, penulis membatasi objek penelitian pada penafsiran enam tokoh mufasir modern. Yakni ‘Aishah ‘Abdurrahman Bint al-Shati, Sayyid Qutb, Muhammad al-Ghazali, ‘Abid al-Jabiri, Abu Zahrah dan Muhammad ‘Izzah Darwazah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap para mufasir modern dalam menafsirkan ayat-ayat ijma‘ bisa dikatergorikan ke dalam 3 golongan: (1) mengutip dan menerima al-ijma‘ fi al-tafsir, (2) tidak mengutip al-ijma‘ fi al-tafsir dan (3) menentang atau meragukan keotentikan al-ijma‘ fi al-tafsir. Sikap pertama, nampak pada penafsiran ‘Izzah Darwazah atas surah al-Kahfi [18]: 60. Adapun kelima mufasir lainnya mengambil sikap yang kedua. Sedangkan sikap yang ketiga, diambil oleh ‘Izzar Darwazah ketika menafsirkan surah al-Lail [92]: 17. Oleh karena itu, hasil penelitian ini juga menggarisbawahi, bahwa pembagian 3 golongan itu tidak selalu rigid. Artinya, boleh jadi seorang mufasir mengambil sikap yang berbeda terhadap “dua ayat ijma‘” yang berbeda, sebagaimana yang nampak pada ‘Izzah Darwazah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Amru, Khobirulkhobir.amru@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Ijtihad
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Al-ijma' fi al-tafsir; al Kahfi(18) ayat 60; al-Lail(92) ayat 17
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Amru Khobirul
Date Deposited: 02 May 2018 07:26
Last Modified: 21 Aug 2018 03:08
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/24568

Actions (login required)

View Item View Item