Pandangan masyarakat pesantren tentang kafa’ah untuk menggunakan hak ijbar: studi pada masyarakat pesantren di Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan Madura

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Syamhari, Ilyas (2010) Pandangan masyarakat pesantren tentang kafa’ah untuk menggunakan hak ijbar: studi pada masyarakat pesantren di Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan Madura. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Ilyas Syamhari_C01205023.pdf
Download (2MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field Research) pada masyarakat pesantren wilayah Kec.Labang Kab.Bangkalan - Madura tentang kaf8'ah sebagai latar belakang wali menggunakan hak ijbir. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga tujuan yang ingin dicapai, pertama, bagaimana konsep kafa'ah menurut masyarakat pesantren di sekitar Kec.Labang Kab.Bangkalan?, kedua, bagaimana pengaruh kafa'ah dalam perkawinan terhadap hak ijbir wali menurut masyarakat pesantren di sekitar Kec.Labang Kab.Bangkalan?, dan ketiga, bagaimana analisis hukum Islam terhadap kafa 'ahsebagai Iatar belakang wall menggunakan hak ijbirnya?. Data penelitian dihimpun melalui populasi kemudian diambil secara sampling dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik, selain itu dalam tala'ah hukum Islamnya kami juga memakai literatur-literatur yang berkenaan dengan bahasan skripsi ini. Dari beberapa argumen dan penjelasan-penjelasan atas data yang ada, penyusun dapat menarik konklusi, bahwa kafil'ah sebagai bentuk langkah pranikah dapat menjadi sebab wali untuk berlaku ijbir, hal ini menjadi permasalahan tersendiri khususnya pada fiqih munakahat, kafa'ah dan wali mujbir sendiri masih menjadi hal yang kontroversial di kalangan ulama', hal ini yang menjadi landasan bagi penyusun untuk mencoba lebih mendekati kedua teori tersebut (kafa'ah/wali mujbii) dengan mengumpulkan pendapat pendapat dari kalangan masyarakat pesantren khususnya di Kec.Labang yang menyangkut konsep kalil'ah dan hila kafa'ah menjadi sebabnya wall berlaku sebagai wali mujbir. Kalil 'ah dalam pandangan masyarakat pesantren di Kec.Labang pada umumnya mereka mempunyai pendapat bahwa kufu' itu yang terpenting dalam hal agama atau kuwalitaas keagamaan dari seorang laki-laki, meskipun demikian masyarakat kalangan pesantren di Kec.Labang lainnya mempunyai pendapat bahwa selain kufu' dalam agama ada beberapa poin kufu' yang memang harus ada pada laki-laki tersebut, diantaranya mengacu pada hadis Nabi: "Nikahi wanitalpria itu dari empat perkara ....," Sedangkan dalam hal Kalil 'ah yang menjadi sebab wali berlaku sebagai wali mujbir, masyarakat kalangan pesantren Kec.Labang memahami bahwa wali memang diperkenankan menjadi wali mujbir dengan syarat yang salah satunya adalah calon laki laki pilihannya minimal sekufu' dengan anak dan keluarganya, memang sebelum tahun 80an masyarakat pesantren banyak melakukan hal yang demikian, akan tetapi pada tahun 80an hingga sekarang wali lebih menjadi sebagi pengarah pada anaknya bahwa pilihan wali tersebut sekufu meskipun hanya sebagai pengarah kebanyakan semua patuh untuk mengikuti atas araban wali tersebut. Dalam hukum islam kafa'ah yang menjadi latar belakang wali menggunakan hak ijbir nya merupakan bentuk dari salah satu syarat agar wali bisa berlaku mujbir yang memang harus terpenuhi, dalam fiqih munakat klasik pun memang demikian. Ini semua tidak lepas dari tujuan wali untuk menjadikan rumah tangga anaknya agar supaya membawa maslahat dan seimbang. Dalam kontek hukum perkawinan di Indonesia tidak ada ukuran kufu' dalam perkawinan kecuali kufu' dalam agama, ini tertuang dalam KHI pasal 61. Sejalan dengan kesimpulan tersebut, maka perlu untuk diatur dalam KHI tentang ketentuan-ketentuan yang lebih jelas tentang masalah wali mujbir.