Dinamika kepribadian pelaku Candu Tato: sebuah studi kasus

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abidah, Retno (2011) Dinamika kepribadian pelaku Candu Tato: sebuah studi kasus. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Retno Abidah_B07206036.pdf
Download (2MB) | Preview

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/25512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertama, memahami dinamika kepribadian pelaku candu tato. Kedua, untuk mengetahui strategi coping yang digunakan oleh subyek dalam proses berhenti dari candu tato. Subyek dalam penelitian ini berjumlah dua orang, dengan karakter subyek pernah mengalami candu tato dan bisa mengatasi (coping) candu tatonya sehingga sembuh dari candu tato. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif Untuk memudahkan mendeskripsikan pengalaman-pengalaman pada pelaku candu tato dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada subyek dan juga beberapa sumber pendukung dari masing-masing subyek serta observasi sebagai pendukung kebenaran di lapangan. Berdasarkan teori psikoanalisa Freud maka dapat diketahui, bahwa sistem kepribadian dari Am id dan superego lah yang mendominasi, Am mengalami candu tato tanpa bisa mengontrol dirinya yang merupakan, keingfoan-keinginan yang tidak terpenuhi di masa kecil dan masa mudanya yang di represi dalam ketidak sadaran dan muncul ke kesadaran tanpa bisa dikontrol lagi oleh ego. sehingga id menjadi primitiv dan impulsive. Selain itu superego Am yang sangat tinggi yang merupakan penerapan dari orang tua Am sejak kecil, membuat Am memiliki rasa bersalah yang tinggi bahkan menghukum dirinya sendiri. Sedangkan dinamika kepribadian pada diri Ang, id yang lebih banyak mendominasi ego yang lemah dan superego yang pl inplan sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. penolakan-penolakan dari mamanya membuat Ang tidak banyak berharap pada mamanya, sehingga banyak: kekecewaan-kekecewaan yang terepres ke dalam id sehingga menjadi tegangan yang besar membuat Ang terus menerus melakukan agresi pada dirinya. Akibatnya, Ang terns menerus memuaskan kesenangannya tanpa memandang apa yang mungkin atau layak. Ang tidak memiliki pertimbangan yang kuat bahkan Ang terkesan tidak peduli dengan tanggapan lingkungan disekitarnya karena sedikitnya pengetahuan moral yang didapatkan oleh Ang. Namun kedua subyek dapat mengatasi candu mereka dengan baik. Kedua subyek memiliki kegigihan untuk lepas dari candu tato, sehingga mereka memiliki langkah yang aktif untuk sembuh dari candu tatonya dengan dukungan sosial dan teguhnya pendirian dari kedua subyek membuat mereka sembuh dari candu tato yang mereka alami.