Dinamika kepribadian remaja pelaku Bullying di sekolah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hasanah, Uswatun (2009) Dinamika kepribadian remaja pelaku Bullying di sekolah. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Uswatun Hasanah_B07205012.pdf
Download (3MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/25514

Abstract

Ada satu hal yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: Bagaimana dinamika remaja pelaku bullying di sekolah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika kepribadian remaja pelaku bullying di sekolah berdasarkan teori psikoanalisa. Terdapat lima orang informan yaitu; satu orang remaja pelaku bullying dan empat orang lainnya yang memiliki hubungan dengan pelaku bullying serta mengetahui tentang pennasalahan yang sedang diteliti, terkait dengan pelaku bullying. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, maka dalam penelitian ini menggunakan metode eksploratif kualitatif dengan rancangan studi kasus, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi pribadi berupa buku harian subyek penelitian, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode perbandingan tetap atau costant comparative yang meliputi reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, menysusn hipotesis kerja. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan basil wawancara yang diperoleh beberapa sumber. Dari basil penelitian ini ditemukan dinamika kepribadian remaja pelaku bullying dalam bentuk fisik dan verbal bahwasannya dalam setiap ucapan dan tindakannya selalu mengedepankan apa yang menjadi keinginannya (id) tanpa memperdulikan apakah ucapan dan tindakannya tersebut dapat melukai dan merugikan orang lain (ego), serta mengabaikan apakah ucapan dan perilakunya sesuai atau bertentangan dengan aturan dan nonna yang berlaku di masyarakat (super ego). Sehingga remaja pelaku bullying tersebut tidak pemah peduli dengan perasaan para korbannya. Perilaku bullying yang dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri atas perilaku bullying yang pemah diterima dari orang lain dalam hal ini saudara perempuannya. Beberapa kerjasama dari berbagai pihak seperti pemerintah atau kepolisian, pihak sekolah, serta orang tua dan segenap remaja seyogyanya turut aktif mencegah, memerangi dan menghentikan bullying di setiap aspek kehidupan, agar perilaku bullying tidak semakin meluas dan tidak ada lagi korban yang berjatuhan.