Konsep ahl al-kitab dalam tafsir al-Manar karya Muhammad Abduh dan Muhammad Rashid Riḍa

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rifaannudin, Mahmud (2018) Konsep ahl al-kitab dalam tafsir al-Manar karya Muhammad Abduh dan Muhammad Rashid Riḍa. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Mahmud Rifaannudin_F02516117.pdf.pdf

Download (15MB) | Preview

Abstract

Ahl al-kitāb dalam beberapa pendapat ulama adalah sebutan bagi Yahudi dan Nasrani, serta mereka juga telah musyrik dan kafir, karena mereka telah ingkar terhadap kerasulan Nabi Muhammad saw dan kitab suci al-Qur’an, dan sebagian dari mereka menjadikan selain Allah sebagai perantara dalam beribadah. Namun, terdapat sebuah pendapat bahwa ahl al-kitāb bukan hanya dari Yahudi dan Nasrani saja, tetapi lebih umum termasuk Majusi dan Sabiin, bahkan termasuk juga agama-agama lain yang mempunyai kitab suci. Salah seorang ulama yang berpendapat demikian adalah Muhammad Rashid Riḍa dalam karyanya Tafsir al-Manār. Dengan adanya perbedaan pandangan interpretasi mengenai ahl al-kitāb, tentu akan menimbulkan implikasi hubungan sosial kemasyarakan yang cukup jauh berbeda terutama dengan muslim.Terdapat dua permasalahan yang akan dijawab dalam penelitan ini. Pertama, bagaimana penafsiran golongan ahl al-kitāb dalam Tafsīr al-Manār?. Kedua, bagaimana implikasi konsep ahl al-kitāb dalam kehidupan dengan muslim dalam Tafsīr al-Manār karya Muhammad Abduh dan Rashid Riḍa?. Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, penelitian ini mengkaji kitab Tafsīr al-Manār dan beberapa kitab lainnya yang membahas tema yang sama. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode interpretasi data dan content analysis dengan pendekatan ilmu tafsir. Maka dalam penelitian ini menghasilkan dua poin kesimpulan berikut. Pertama, sebagai kriteria golongan ahl al-kitāb menurut Rashid Riḍa dalam tafsirnya Tafsīr al-Manār yaitu mempunyai kitab suci dan telah diutusnya kepada mereka rasul, maka golongan ahl al-kitāb menurut Tafsīr al-Manār meliputi Yahudi, Nasrani, Majusi, Sabiin, serta Hindu, Budha dan Konfusius, yang diyakini mereka mempunyai kitab suci yang disebut dengan shibh al-kitab dengan telah di utusnya kepada mereka rasul yang membawa kitab tersebut. Kedua, beberapa implikasi kehidupan sosial yang timbul antara ahl al-kitāb dengan muslim diantaranya adalah hidangan sesembelihan, pernikahan, dan mejadikan mereka pemimpin. Pendapat Rashid Riḍa dalam Tafsīr al-Manār tentang ahl al-kitāb bukanlah musyrik, tetapi yang di maksud musyrik adalah musyrik Arab, karena mereka diyakini tidak mempunyai rasul dan kitab suci yang menjadi pedoman, sehingga dalam hal memakan sesembelihan serta menikahi perempuan ahl al-kitāb diperbolehkan, namun, menjadikan mereka pemimpin Rashid Riḍa melarang dan menolaknya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rifaannudin, Mahmudmahmudrifaan@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Agama
Tafsir
Keywords: Tafsīr al-Manār; ahl al-kitāb
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Rifaannudin Mahmud
Date Deposited: 31 Jul 2018 07:53
Last Modified: 31 Jul 2018 07:53
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/25626

Actions (login required)

View Item View Item