Konsep cinta ilahi dalam al Quran (Studi Komparatif Kitab Tafsīr Rahmat min al-Rahmān min Kalām Ibn ‘Arabī Karya Muḥammad bin ‘Arabī dan Tafsir al-Jīlānī Karya ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī)

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Zainiyah, Zainiyah (2018) Konsep cinta ilahi dalam al Quran (Studi Komparatif Kitab Tafsīr Rahmat min al-Rahmān min Kalām Ibn ‘Arabī Karya Muḥammad bin ‘Arabī dan Tafsir al-Jīlānī Karya ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī). Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Zainiyah_F020515131.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Pada kehidupan modern ini, manusia cenderung material oriented dan jauh dari rasa cinta sehingga menimbulkan kemiskinan batin dan kekerasan di mana-mana. Cinta terhadap Tuhan kerap dipelintir dan dipolitisasi oleh nafsu destruktif. Fenomena terorisme misalnya, para pelakunya melakukan aksi terorisme dengan mengatasnamakan cinta Tuhan, padahal mereka sejatinya dikuasai nafsu. Cinta Ilahi yang menjadi tema utama tasawuf dianggap solusi tepat atas problem tersebut. Dalam kaitan ini, penulis berusaha membandingkan konsep cinta Ilahi dua pemuka tasawuf, Ibn ‘Arabī dan ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī dalam ayat-ayat yang membahas cinta Ilahi serta berupaya menemukan latar belakang serta implikasinya bagi masyarakat. Jenis penelitian ini adalah library research (studi pustaka) dengan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode tafsir komparatif, dengan membandingkan penafsiran sufistik Ibn ‘Arabi dan al-Jilani terkait konsep cinta Ilahi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep cinta Ilahi Ibn ‘Arabi dan al-Jilani banyak kesamaan. Perbedaan keduanya terletak pada ekspresi paham ketauhidan. Ibn 'Arabi memahami ketauhidan sebagai waḥdat al-wujūd (hanya ada satu Wujud sejati, yaitu Tuhan) yang berimplikasi pada konsep cintanya "Tiada Pecinta maupun Kekasih sejati selain Allah sebab segala sesuatu sekedar manifestasi keindahan-Nya.". Konsep tajalliyāt sangat menonjol dalam konsep cinta Ibn ‘Arabi. Sementara ketauhidan al-Jilani terekspresi dalam ketauhidan murni, "Tiada Kekasih sejati selain Allah dan hanya Allah yang harus ada dalam hati hamba, tidak boleh yang lain." Sebenarnya, dalam tafsirnya, al-Jilani setuju bahwa tidak ada wujud selain Allah (inti paham waḥdat al-wujūd), tetapi al-Jilani tidak secara terbuka menyebarkan paham ini, berbeda dengan Ibn 'Arabi yang hampir dalam seluruh pulisannya, dengan blak-blakan menerapkan paham ini. mengenai latarbelakang konsep cinta Ilahi, keduanya sama-sama melandaskannya pada pengalaman rohani serta dalil-dalil Ilahiah dan hadis Nabi. Implikasinya pun sejatinya sama, yakni membentuk pribadi mulia yang berakhlak dengan akhlak Allah -insān kāmil dalam istilah Ibn 'Arabi atau muwaḥḥid dalam istilah al-Jilani- serta bertujuan mengantarkan seseorang pada maqām "ma'rifat dan perjumpaan dengan Allah" yang merupakan tujuan setiap cinta.Intinya, keduanya sama-sama merepresentasikan agama cinta yang berdiri di atas pondasi sharī’at, ṭarīqat dan ḥaqīqat, dengan tauhid sebagai landasannya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Zainiyah, Zainiyahreykazumi@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Tasawuf
Tafsir
Keywords: Cinta Ilahi; Ibn ‘Arabī
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Zainiyah Zainiyah
Date Deposited: 03 Aug 2018 07:38
Last Modified: 03 Aug 2018 07:38
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/25738

Actions (login required)

View Item View Item