Konsep kepercayaan Friedrich Nietzsche ditinjau dalam perspektif hermeneutika-fenomenologi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Prasetio, Moch. Dwi (2018) Konsep kepercayaan Friedrich Nietzsche ditinjau dalam perspektif hermeneutika-fenomenologi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Moch Dwi Prasetio_E71214026.pdf

Download (3MB)

Abstract

Fenomena pemeluk kepercayaan pada zaman Nietzsche telah menampilkan sesuatu yang berbeda. Keinginan untuk memiliki sesuatu yang bersifat absolut meledak hampir di seluruh dataran Eropa. Khususnya bangsa Jerman tempat Nietzsche hidup. Hal ini menggambarkan bahwa kepercayaan ternyata membutuhkan sesuatu. Yaitu kebutuhan untuk percaya itu sendiri. fenomena kebutuhan untuk percaya diperlukan manusia sebagai sandaran bagi stabilitas internal diri manusia. Menurut Nietzsche, kebutuhan ini tidak hanya dibutuhkan oleh pemeluk kepercaya agama tertentu saja. Melainkan semua idea atau konsep yang bersifat fixed. Yaitu ide yang di dalamnya memiliki pengadil benar dan salah, baik dan jelek. Seperti kepercayaan terhadap sains, sikap patriotisme, causa sui, agama, dsb. Nietzsche berpendapat bahwa fenomena tersebut, tidak ada kaitannya sama sekali dengan isi doktrin kepercayaan. Karena meskipun dibantah dan dikritik habis-habis tidak mengurangi sedikitpun kuantitas jumlah pemeluk kepercayaan. Oleh karena itu ini adalah gambaran kebutuhan yang besar akan sandaran stabil. Dan itu adalah murni masalah kehendak. Yaitu kehendak mati-matian terhadap kebenaran absolut. Sehingga menciptakan tipe manusia yang fanatik. Fanatisme adalah pembengkakan sudut pandang yang hanya menghendaki apa yang dia kehendaki. Dan mengabaikan realitas senyatanya. Maka fanatisme tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baru (kreatif). Oleh sebab itu Nietzsche menawarkan bentuk penghendakan yang baru. Yaitu penghendakan seperti roh bebas yang dengan keberaniannya tidak menghendaki kebenaran absolut terhadap realitas. Roh bebas yang tahu batas dan lebih sopan memandang kebenaran dihadapan realitas yang campur aduk. Beranjak dari titik tolak kebutuhan untuk percaya yang bersifat eksistensial ini. Penilitian ini ingin mengkaji lebih dalam menggunakan konsep hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur. Karena konsep hermeneutika tersebut memiliki cakrawala pemikiran yang lebih luas dari penafsiran-penafsiran sebelumnya. Dan titik tekan metode hermeneutika-fenomenologi adalah tersingkapnya pemahaman dan makna mengenai kebutuhan untuk percaya ternyata didasari oleh dorongan-dorongan yang mendasar dan bersifat instingtif dalam diri manusia. Sehingga melalui metode penafsiran ini, peneliti dapat memahami dirinya sendiri melalui dunia yang diungkap oleh teks. Dengan kata lain pengkajian terhadap konsep Nietzsche menghasilkan horizon baru yang telah diperluas. Dan horizon tersebut dijadikan sebagai cara berada yang eksistensial.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Prasetio, Moch. Dwiprasdwi05@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Filsafat
Keywords: Nietzsche, Kebutuhan untuk Percaya, Hermeneutika-Fenomenologi, Paul Ricoeur.
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Filsafat Agama
Depositing User: Prasetio Moch Dwi
Date Deposited: 07 Aug 2018 07:27
Last Modified: 07 Aug 2018 07:27
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/26338

Actions (login required)

View Item View Item