Khilafah dalam al-Qur'an: studi tafsir mawḍū‘i dalam al-Tafsīr al-Wasīṭ karya Sayyid Tanṭāwi dan al-Tafsīr al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥayli

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abdurrahman, Mujib (2018) Khilafah dalam al-Qur'an: studi tafsir mawḍū‘i dalam al-Tafsīr al-Wasīṭ karya Sayyid Tanṭāwi dan al-Tafsīr al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥayli. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Mujib Abdurrahman_F05214074.pdf

Download (11MB)

Abstract

Di dalam al-Qur’an, terdapat 17 kata yang terkait dekat dengan lafal khilāfah dengan berbagai derivasinya. Sebagian kalangan umat Islam memahami khilāfah secara radikal dan ekstrem serta tidak melihat kepada esensi petunjuk al-Qur’an di dalamnya. Sebagian kalangan yang lain, sebaliknya, malah menolak eksistensi khilāfah di dalam Islam. Tentunya fakta ini menunjukkan pentingnya usaha untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang khilāfah secara utuh dan komprehensif dengan mengunakan metode tematik atau mawḍūʻi. Sementara itu, terdapat dua mufasir kontemporer yang memiliki kecenderungan kepada kajian bahasa dan fikih dengan metode tafsir yang cukup komprehensif. Mereka adalah Sayyid Ṭanṭāwi dengan al-Tafsīr al-Wasīṭ-nya dan Wahbah al-Zuḥayli dengan al-Tafsīr al-Munīr-nya.
Dari latar belakang ini, setidaknya terdapat beberapa masalah yang bisa dikaji, yaitu bagaimana pengungkapan terminologi khilāfah di dalam al-Qur’an berdasarkan urutan nuzūl dan bagaimana konsep khilāfah di dalam al-Qur’an menurut Sayyid Ṭanṭāwi dan Wahbah al-Zuḥayli.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis pembahasan-pembahasan tentang konsep khilāfah dalam al-Qur’an. Analisis yang digunakan adalah teori tafsir mawḍū‘i yang berdasar kepada urutan nuzūl untuk mengumpulkan, mengurai dan mensistematiskan pembahasan ayat-ayat khilāfah di dalam al-Qur’an.
Dari penelitian ini, terdapat beberapa temuan, di antaranya adalah terminologi khilāfah di dalam al-Qur’an berkisar pada makna proses pergantian kekuasaan dari generasi manusia sebelumnya kepada yang sesudahnya dalam mengatur dunia. Untuk konsep khilāfah di dalam al-Qur’an menurut Sayyid Ṭanṭāwi dan Wahbah al-Zuḥayli, pertama sekali, mereka berdua bersepakat bahwa khalifah yang dimaksud dalam Surat al-Baqarah (2): 30 adalah Ādam As. dan anak keturunannya. Mereka adalah para pengganti Allah (khulafā’ Allāh) dalam memakmurkan bumi, mengatur dan mendidik manusia, dan menegakkan hukum Allah. Menurut dua mufasir tersebut, kecenderungan khilāfah manusia untuk berbuat kerusakan dan menumpahkan darah adalah lebih besar. Karena itu, menurut dua mufasir tersebut, untuk menegakkan khilāfah yang baik diperlukan beberapa kaedah. Di antaranya yang paling penting dan utama adalah keilmuan yang bersumber kepada wahyu dan keadilan hukum. Dengan demikian, menurut Ṭanṭāwi dan al-Zuḥayli, tujuan akhir dari khilāfah manusia di muka bumi akan tercapai. Yaitu, agama Allah (Islam) akan tegak dan semakin kuat dan ketakutan akan hilang digantikan dengan keamanan dan ketenteraman.
Melihat kepada fokus yang terbatas kepada terma khilāfah, penelitian ini masih sangat relevan untuk dikembangkan dengan komparasinya dengan terma-terma lain yang identik seperti halnya imāmah dan imārah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Abdurrahman, Mujibmujib.abdurrahman@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Khilafah; Tafsir al Wasit; Tafsir al Munir
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Abdurrahman Mujib
Date Deposited: 07 Aug 2018 07:42
Last Modified: 07 Aug 2018 07:42
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/26505

Actions (login required)

View Item View Item