AL-ISTI'ARAH AL-TASHRIHIYYAH WA AL-MAKNIYYAH WAJAMALIHUMA FI SURAH AL-MAIDAH : DIRASAH BALAGHIYYAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Istiqomah, Ismi (2015) AL-ISTI'ARAH AL-TASHRIHIYYAH WA AL-MAKNIYYAH WAJAMALIHUMA FI SURAH AL-MAIDAH : DIRASAH BALAGHIYYAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (504kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (379kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (476kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (739kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (467kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (396kB) | Preview

Abstract

Surat al-Maidah terdiri dari 120 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Makkah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Madinah, yaitu di waktu haji wada’.
Dinamakan surat “al-Maidah” (hidangan), karena memuat kisah-kisah pengikut Nabi Isa a.s. (al-hawariyun) meminta kepada Nabi Isa a.s. agar menurunkan untuk mereka al-Maidah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dinamakan juga dengan “al-‘Uqud” (perjanjian), karena kata al-‘uqud terdapat pada ayat pertama surat ini, yang mana Allah menyuruh agar hamba-hambaNya memenuhi janji prasetia mereka terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya.
Kandungan surat al-Maidah antara lain; 1. Keimanan, mencakup bantahan terhadap orang-orang yang yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.. 2. Hukum-hukum, mencakup keharusan memenuhi perjanjian, hukum melanggar syi’ar Allah, makanan yang dihalalkan dan yang diharamkan, hukum menikahi wanita ahli kitab, wudhu’, tayammum, mandi, hukum membunuh orang, hukum mengacau dan mengganggu keamanan, hukum qishash, hukum melanggar sumpah dan kafaratnya, hukum khamr, hukum berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib, hukum membunuh binatang saat ihram dan hukum persaksian dalam berwasiat. 3. Kisah-kisah, kisah Nabi Musa a.s. menyuruh kaumnya untuk memasuki Palestina, kisah Habil dan Qabil serta kisah-kisah tentang Nabi Isa a.s.
Dalam teori isti’arah sendiri, isti’arah dibagi menjadi delapan bagian, yaitu : al-isti’arah al-tashrihiyah, al isti’arah al-makniyah, al-ashliyah, al-isti’arah al-taba’iyah, al-isti’arah al-tamtsiliyah, al-isti’arah al-murassyakhah, al-isti’arah al-muthlaqah dan al-isti’arah al mujarradah. Karena begitu banyaknya pembagian dalam isti’arah, maka peneliti mengkrucutkan pembahasannya hanya pada al-isti’arah al-tashrihiyah dan al-isti’arah al-makniyah beserta dengan keindahan pada kedua isti’arah tersebut.
Alasan peneliti tergelitik untuk meneliti isti’arah tashrihiyah dan isti’arah makniyah dalam surat al-Maidah adalah dikarenakan surat al-Maidah merupakan surat yang di dalamnya banyak terdapat hukum-hukum islam yang lekat dengan tiap muslim setiap harinya seperti wudhu’, tayammum, mandi, hukum menepati janji dan lain-lain yang ayat-ayatnya dijadikan patokan dalam beberapa madzhab fiqih. Selain itu, isti’arah mrupakan majaz yang tinggi nilai keindahannya, isti’arah bisa memberikan penjelasan yang lebih hidup bagi pembaca, pendengar dan lawan bicara, memudahkan penafsiran serta memberikan daya bayang yang indrawi. Karena, dibandingan dengan tasybih maka daya bayang yang digambarkan oleh pembaca, pendengar atau lawan bicara ketika dihadapkan dengan karya sastra lebih luas dan lebih hidup.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, melalui tulisan ini, peneliti merumuskannya sebagai berikut:
1) Bagaimana macam isti’arah tashrihiyah dan isti’arah makniyah dalam surat al-Maidah?
2) Keindahan apa saja yang ditampilkan isti’arah dalam surat al-Maidah?
Dalam analisisnya, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mana sumber datanya adalah al-Quranul karim khusus pada surat al-Maidah, dan teks menjadi data penelitiannya dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku dan teks-teks yang berkaitan dengan fokus permasalahan. Data-data yang terhimpun kemudian dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan.
Melalui pengkajian seksama, ditemukan bahwa :
1) Terdapat banyak isti’arah pada ayat-ayat di dalam surat al-Maidah diantaranya adalah Isti’arahTashrihiyah dan Isti’arah Makniyyah. Terdapat 11 isti’arah tashrihiya dalam surat al-Maidah, yang terhimpun dalam ayat 16, 32, 44, 48, dan 52. Begitu pula terdapat 5 isti’arah makniyah dalam surat al-Maidah yang terhimpun dalam ayat 13, 41, 48, 64, dan 106.
2) Bentuk-bentuk keindahan yang ditampilkan pada ayat-ayat di surat al-Maidah adalah Tasyhiish, Tajsiid, Harakah, dan Mukhayyalah. Tasyhiish terdapat pada ayat 52, 71 dan 106, Tajsiid terdapat pada ayat 16, 41 dan 44. Harakah terdapat pada ayat 32 dan 48. Sedangkan Mukhayyalah terdapat pada ayat 16 dan 44

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Ahmad Syaiku
Creators:
CreatorsEmailNIM
Istiqomah, IsmiUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Kesusastraan > Sastra Arab
Bahasa Arab
Keywords: Isti’arah al-Tashrihiyah; Istia’arah al-Makniyah; Surat al-Ma'idah
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab
Depositing User: Users 18 not found.
Date Deposited: 17 Nov 2015 03:08
Last Modified: 17 Nov 2015 03:08
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/2778

Actions (login required)

View Item View Item