Konsep kebahagiaan menurut Al Ghazali dan Martin Seligman

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Al Anshary, Izzuddin (2010) Konsep kebahagiaan menurut Al Ghazali dan Martin Seligman. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Izzuddin Al Anshari_E01304009.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dalam menjalani hidup, manusia memiliki tujuan utama yaitu untuk mencapai kebahagiaan. Problem kebahagiaan telah menjadi pembahasan sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu pemikir besar Islam yang secara fokus membahas masalah ini adalah al-Ghazali. Konsep kebahagiaan al-Ghazali didasarkan pada pengalaman intelektual spiritualnya yang lebih didominasi oleh ajaran sufistik. Di sisi lain abad ke-20 melahirkan seorang tokoh Psikologi Barat yang berusaha memahami sisi positif manusia dan pemanfaatannya untuk mencapai kebahagiaan hidup, yaitu Martin Seligman. Konsep kebahagiaan Seligman didasarkan pada penelitian-penelitian ilmiah empiris yang didukung oleh data-data yang valid dan konsisten. Penelitian ini adalah sebagai upaya untuk menemukan keunikan dan perbedaan pandangan antara al-Ghazali dan Martin Seligman dalam memaknai dan mengkonsepsikan kebahagiaan. Selanjutnya, penelitian ini juga berusaha untuk menemukan benang merah diantara pemikiran kedua tokoh tersebut, untuk kemudian disinergikan dalam sebuah altematif konsep baru yang lebih komprehensif dan aplikatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif-induktif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan metode induktif adalah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah yang dimulai dari pemyataan-pernyataan spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum. Sesuai dengan obyek penelitian pada umumnya, metode ini memaparkan data berdasarkan kajian tentang kebahagiaan sebagai obyek penelitian yang lebih menghendaki arah bimbingan teori substantif yang berasal dari data. Konsep kebahagiaan al-Ghazali tidak terlepas dari kepribadian al-Ghazali sebagai penganut ajaran tasawuf. Oleh karena itu, konsep kebahagiaannya banyak didominasi oleh spiritualitas yang lebih bercorak sufistik. Selain itu, konsep kebahagiaan al-Ghazali juga didasari oleh perjalanan intelektual dan spiritual pribadinya dalam upaya menemukan kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Di sisi yang lain, Martin Seligman sebagai seorang ilmuwan dan psikolog terkemuka, lebih melihat manusia dari sisi psikologinya. Seligman melihat perlu adanya suatu bidang keilmuan baru yang dapat melihat sisi positif manusia dan dan mengarahkannya untuk menuju kebahagiaan hidup. Hal inilah yang kemudian membawanya pada penelitian-penelitian ilmiah empiris untuk menyelidiki tentang kebahagiaan manusia, di bawah bendera Psikologi Positif.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Al Anshary, IzzuddinUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Filsafat
Keywords: Konsep kebahagiaan; Al Ghazali; Martin Seligman
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 15 Oct 2018 08:31
Last Modified: 15 Oct 2018 08:31
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/28140

Actions (login required)

View Item View Item