Telaah konsep nasionalisme pendidikan Soekarno dalam perspektif pendidikan Islam di Indonesia

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Suriati, Suriati (2009) Telaah konsep nasionalisme pendidikan Soekarno dalam perspektif pendidikan Islam di Indonesia. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Suriati_D01303059.pdf
Download (815kB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/28225

Abstract

Berbicara masalah perkembangan jaman, saat ini dunia telah memasuki abad 21 yakni abad globalisasi. Sebuah abad yang memungkinkan segala ketidakmustahilan dapat dimentahkan oleh beragam kecanggihan teknologi maupun kecerdikan berpikir. Pada dasarnya, Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi ( IPTEK) yang demikian pesat telah terjadi sejak sekian abad silam. Hal ini menjadikan makin banyak dan luas bangsa yang semakin maju, berkualitas maupun berdaya saing hingga memungkinkan bangsa Negara tersebut dapat semakin berkibar pada era globalisasi ini. Di sisi lain, akan semakin menjamur bangsa dan Negara yang tertindas dengan maraknya globalisasi yang berideologi kapitalisme, yaitu monopoli perekonomian oleh pihak bermodal. Hal ini secara otomatis membuat kaum tak bermodal kehilangan akses untuk meraih keuntungan sehingga yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Maka untuk menyikapinya, bangsa-bangsa tertindas seperti halnya Indonesia memerlukan strategi jitu untuk bisa bersaing dengan kaum kapitalis. Lebih dari itu, globalisasi secara terorganisir akan mampu menggerus nilai-nilai bangsa Indonesia yaitu nilai-nilai yang termaktub dalam ideologi Pancasila. Selanjutnya, berimbas pada moral bangsa yang semakin tidak mau saling menghargai dan menolong sesama bangsa hingga jiwa nasionalisme akan luntur secara samar. Padahal, bukankah nasionalisme yang melatarbelakangi meletusnya kemerdekaan Indonesia. Salah satu bapak nasionalisme Indonesia ada1ah Soekamo. Soekamo,terkait dengan ilmu pengetahuan sejak awal pergerakannya selalu menanamkan pentingnya pendidikan dan pengetahuan yang tinggi agar tidak lagi menjadi bangsa yang mudah dibodohi dan diadu domba. Pemikiran tersebut lahir dari kondisi bangsa yang waktu masih rendah pendidikan dan pengetahuan hingga mudah bagi bangsa asing yang cenderung lebih berpengetahuan dan berpendidikan untuk mengusai Indonesia. Maka menurut soekamo, Indonesia membutuhkan dan harus memiliki tujuh (7) prinsip pokok yang akan didapat melalui pendidikan. Humanisme hingga memperlakukan manusia pada tempat yang mulia. kebebasan berfikir, bergerak dan berkreasi. Patriotisme, rasa ingin membela tanah air. Demokrasi, hingga memposisikan rakyat pada posisi yang adil. Pluralisme, Indonesia yang majemuk akan bekerjasama tanpa membedakan status sosial. Persatuan, bahwa bangsa Indonesia yang Berbhinneka Tunggal lka harus bersatu dalam persatuan demi memajukan bangsa Indonesia. Sementara, ditilik dari sudut pandang pendidikan Islam di Indonesia, prinsip nasionalisme pendidikan tersebut sangat nyata dan sinkron dengan Pendidikan Islam. Meski, Pendidikan Islam memiliki porsi yang lebih kompleks tentang pendidikan. Namun, hal yang ingin dimengerti disini adalah bahwa Islam dan pemikiran Soekamo melalui Nasionalisme Pendidikan sama-sama ingin menjadikan bangsa Indonesia sebagai manusia yang berkualitas, berkepribadian dan berakhlak mulia, mencintai sesama sebagai ciptaan Allah SWT. Jika sudah demikian, masihkah ada yang perlu diragukan tentang seberapa besar rasa cinta Soekamo terhadap bangsanya. Terlepas dari seberapa kuat jaring Nasionalisme Pendidikan Soekarno mampu mengentas bangsa Indonesia dari kebodohan dan ketololan.