Analisis hukum Islam terhadap perubahan harga jual beli tembakau karena adanya bencana alam: studi kasus di Desa Pangilen Sampang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Malik, Abd. (2011) Analisis hukum Islam terhadap perubahan harga jual beli tembakau karena adanya bencana alam: studi kasus di Desa Pangilen Sampang. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Abd. Malik_C02207155.pdf
Download (2MB) | Preview

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/28446

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan, sedangkan data penelitian ini diperoleh melalui interview dan selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan Metode diskriptif analitis, sedangkan data yang dipaparkan dianalisis dengan menggunakan pola pikir deduktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya perubahan harga tembakau yang disebabkan oleh hujan pada waktu tembakau sudah besar dan siap untuk dipanen, akibat dari hujan ini menyebabkan terjadinya perubahan kualitas daun tembakau sehingga tembakau tidak laku di pasaran dan tidak bisa di setorkan kepabrik rokok temama. Semisal gudang garam dan lain-lain, oleh karena itu untuk mengurangi potensi kerugian yang akan terjadi maka pembeli menurunkan harga dari kesepakatan di awal menjadi separuh harga sesuai dengan kondisi daun tembakau setelah terjadinya hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap perubahan harga yang telah disepakati pada akad pertama dengan adanya perubahan setelah terjadinya kesepakatan harga, yang disebabkan oleh bencana alam berupa hujan yang terjadi pada waktu tembakau sudah besar dan siap untuk di panen, menurut Imam Malik dan para pengikutnya dan beberapa pendapat para Fuqaha bahwa bencana alam bisa dijadikan dasar bagi pemutusan perkara dalam hal ini pembeli boleh melakukan perubahan harga yang telah disepakati.Karena kualitas daun tembakau sudah rusak dan, apabila penjual tidak mau menerima keputusan pembeli maka pembeli berhak untuk memutus kan perkaranya tanpa persetujuan penjual boleh membeli atau membatalkan. Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada Pembeli seharusnya memperjelas akad pertama ketika waktu terjadinya kesepakatan harga, dan melakukan khiyar, agar tidak menimbulkan diskriminasi terhadap penjual tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada waktu akad.