Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gu Dur) terhadap kepemimpinan perempuan: studi pemikiran emansipasi menurut Fiqh Siyasah Imamah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sukardi, Sukardi (2018) Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gu Dur) terhadap kepemimpinan perempuan: studi pemikiran emansipasi menurut Fiqh Siyasah Imamah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Sukardi_C95214055.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian kepustakaan tentang “Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Terhadap Kepemimpinan Perempuan (Studi Pemikiran Emansipasi Menurut Fiqh Siyasah Imamah)”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang, Bagaimana Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid Terhadap Kepemimpinan Perempuan? Bagaimana Analisis Fiqh Siyasah Imamah Terhadap Kepemimpinan Perempuan Tentang Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid? Data penelitian dihimpun melalui pembacaan dan kajian teks (text reading) dan selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa KH. Abdurrahman Wahid tidak menampik kemungkinan seorang perempuan menjadi pemimpin negara. Sebab, dalam kenyataan, banyak pemimpin negara yang sukses justru dari kalangan perempuan. Misalnya Cleopatra, Ratu Balqis, Corie Aquino, Margaret Theatcher, Benazir Bhuto, dan lebih jauh lagi Ratu Balqis yang bisa membawa negaranya pada kemakmuran yang hampir menandingi kerajaan Sulaiman as, adalah para pemimpin hebat. Banyak juga perempuan lain yang berhasil membuktikan bahwa justru kemampuan perempuanlah yang lebih superior dan jauh di atas laki-laki, dan ribuan anak­anak perempuan ulama muslimin justru menjadi sarjana S1 hingga S3, karena persamaan hak antara pria dan wanita dijamin oleh UUD, termasuk dalam pendidikan. Sebab sukses tidaknya perempuan menjadi pemimpin sangat bergantung kepada penerimaan laki-laki yang berada dibawah ke pemimpinannya, apakah mereka bersedia untuk bekerja sama dibawah komando perempuan atau kah tidak. Sedangkan dalam Fiqh Siyasah Imamah kepemimpinan Perempuan, tak ada satupun Nash al-Qur’an dan al-Hadits yang melarang wanita untuk menduduki jabatan apapun dalam pemerintahan karena, tidak bertentangan dengan syari’ah. Baik sebagai kepala negara (al-wilayah al-udzmah) maupun posisi jabatan di bawahnya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Sukardi, SukardiSukardiaza10@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Emansipasi wanita
Keywords: Gus Dur; Kepemimpinan Perempuan; Fiqh Siyasah Imamah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Tata Negara Islam
Depositing User: Sukardi Sukardi
Date Deposited: 09 Nov 2018 03:57
Last Modified: 09 Nov 2018 03:57
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/28492

Actions (login required)

View Item View Item