Analisis hukum Islam terhadap pandangan tokoh NU dan tokoh Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI Bawean

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mahsuni, Holis (2011) Analisis hukum Islam terhadap pandangan tokoh NU dan tokoh Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI Bawean. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Holis Mahsuni_C01207008.pdf

Download (2MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul Analisis hukum Islam terhadap pandangan tokoh NU dan tokoh Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI Bawean. Ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan; bagaimana pandangan tokoh NU tentang pemenuhan nafkah batin TKI di Bawean, bagaimana pandangan tokoh Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI di Bawean dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pandangan tokoh NU dan Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI di Bawean. Untuk mengungkap permasalah tersebut secara menyeluruh, data penelitian ini dihimpun melalui metode pengumpulan data interview (wawancara dengan tokoh NU dan Muhammadiyah) yang terkait di lapangan dan menggunakan metode dokumentasi, selanjutnya data yang berbentuk kualitatif ini di analisis dengan metode analisis deskriptif dengan pola pikir deduktif. Metode ini melalui dua teknik, mendalami fakta berupa data tentang pandangan NU dan Muhammadiyah tentang pemenuhan nafkah batin TKI di Bawean, kemudian data tersebut dianalisis dengan hukum Islam. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tokoh NU berbeda pendapat dalam menyikapi tentang pemenuhan nafkah batin TKI di Bawean. Ada yang mengatakan boleh bagi suami bekerja keluar negeri meninggalkan istrinya dalam kurun waktu tertentu untuk mencari nafkah demi kelangsungan dan kebahagiaan rumah tangganya, asalkan keduanya suami istri sama-sama ridha atau saling menerima. Namun sebaliknya hukumnya haram kalau istri tidak meridhai kepergian suami bekerja keluar negeri. Selain itu, tokoh NU juga berpendapat bahwa memberikan nafkah batin merupakan suatu hal yang dianjurkan kepada suami yang harus diberikan kepada istrinya dan tidak boleh diabaikannya (makruh). Sedangkan tokoh Muhammadiyah juga berbeda pendapat. Ada yang mengatakan dibolehkan suami bekerja keluar negeri karena itu sudah menjadi tradisi masyarakat bawean dan itu juga sudah tidak membebani istri yang ditinggalkan. Selain itu juga tokoh Muhammadiyah berpendapat bahwa bagaimanapun seorang istri disamping berhak menuntut nafkah lahir juga dituntut nafkah batin karena dalam pemikahan itu disamping memperoleh keturunan juga kepuasan secara biologis sehingga ketenangan jiwa itu akan tercapai apabila kebutuhan materi dan biologis dapat tercapai. Dalam menyikapi persoalan tersebut penulis lebih condong pada pendapat yang tidak memperbolehkan seorang suami pergi bekerja keluar negeri meninggalkan istrinya dalam waktu 1 tahun atau lebih, Karena menurut penulis, Seorang suami berkewajiban memberikan nafkah lahir dan nafkah batin kepada istrinya, kewajiban tersebut tidak boleh ditinggalkan. Oleh karena itu, seorang suami yang tidak bisa menunaikan kewajiban memberi nafkah kepada istrinya telah berdosa kepada istri dan berdosa kepada Allah, maka dengan demikian seorang suami harus bisa mengatur waktunya untuk bisa memenuhi kewajibannya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Mahsuni, HolisUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Nikah
Keywords: Pemenuhan nafkah Batin; TKI; Pandangan tokoh
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 28 Jan 2019 01:59
Last Modified: 28 Jan 2019 01:59
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/29119

Actions (login required)

View Item View Item