Analisis maslahah terhadap penetapan wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Wonokromo, Surabaya)

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nuraini, Desy Kristanti (2019) Analisis maslahah terhadap penetapan wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Wonokromo, Surabaya). Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Desy Kristanti Nuraini_C91214124.pdf

Download (4MB)

Abstract

Analisis maṣlaḥah terhadap penetapan wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Wonokromo, Surabaya)” ini adalah penelitian lapangan untuk menjawab bagaimana pandangan penghulu KUA Wonokromo Kota Surabaya tentang wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah dan bagaimana analisis maṣlaḥah tentang pandangan penghulu KUA Wonokromo Kota Surabaya tentang wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif dengan langkah-langkah yang sistematis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara serta membaca dan mengkaji data yang telah dikumpulkan. Mengambil lokasi penelitian di KUA Wonokromo kota Surabaya. Dengan sumber datanya berasal dari sumber data primer dan sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan penghulu tentang wali hakim yang masih memiliki saudara seayah yang ada di KUA Wonokromo kota Surabaya berbeda. Kepala KUA berpandangan dalam kasus ini wali hakim lebih berhak menjadi wali nikah dari pada saudara seayahnya karena kedudukan calon istri menurut Kepala KUA sama dengan kedudukan anak lahir diluar nikah disebabkan latar belakang perkawianan ayahnya pendapat tersebut berdasarkan pada Imam Syafi’i dalam kitabnya Al Umm tentang perkawinan orang murtad. Penghulu berpendapat selama orang tersebut (saudara seayahnya) sudah memenuhi syarat menjadi wali nikah maka saudara seayahnya dapat menjadi wali dalam perkawinan dan dasar tersebut berpedoman pada KHI. Jika ditinjau menggunakan teori maslahah pendapat penghulu KUA Wonokrom terhadap pengunaan wali hakim yang masih memiliki saudara seayah menekankan menginginkan kebaikan dan menghindari kemudaratan. Yang apabila dilihat dalam segi kekeutannya termasuk pada maslahah mursalah yang dimana didalam nash Al-Qur’an maupun Sunnah tidak ada yang menerangkan secara jelas mengenai kenasaban saudara seayah akibat kemurtadan tersebut sehingga tidak dapat menjadi wali serta tidak ada mekanisme perpindahan wali. Dan jika berdasarkan tingkat maṣlaḥahnya, maṣlaḥah dharûri yaitu memelihara keturunan pandangan penghulu terhadap wali hakim calon istri yang masih memiliki saudara seayah, karena kedudukan wali menentukan sah atau tidaknya perkawinan, apabila wali yang digunakan tidak jelas asal usulnya akan berdampak pada kelangsungan rumah tangganya. Tidak sedikit pertanyaan tentang status atau nasab anak yang lahir sebelum ada perkawinan yang sah, anak khususnya anak perempuan yang mau menikah penting mengetahui walinya siapa karena menikah harus dengan wali serta untuk calon suami harus cermat mengetahui silsilah nasab calon istri yang ingin dinikahinya karena wali termasuk rukun nikah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Nuraini, Desy Kristantidesy.amanda95@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Perkawinan
Nikah > Wali Nikah
Keywords: Perkawinan hukum islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Nuraini Desy Kristanti
Date Deposited: 11 Feb 2019 02:05
Last Modified: 11 Feb 2019 02:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/29294

Actions (login required)

View Item View Item