Makna al-Jibt dalam dunia metafisika (Studi Ma'ani al-Hadis Riwayat Abi Dawud Nomor Indeks 3907)

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Setiawan, Dicky (2019) Makna al-Jibt dalam dunia metafisika (Studi Ma'ani al-Hadis Riwayat Abi Dawud Nomor Indeks 3907). Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Dicky Setiawan_E95214026.pdf

Download (7MB)

Abstract

Kitab Sunan Abi Dawud merupakan salah satu kitab hadis dari jajaran Kutub al Sittah. Kitab Sunan Abi Dawud memberikan manfaat dalam kajian fiqh, dimana sistematika penyusunan kitab disesuaikan dengan sistematika kitab fiqh pada umumnya. Dalam kitab Sunan Abi Dawud tidak hanya memuat hadis sahih saja, apabila beliau mencantumkan hadis da’if maka beliau juga akan menjelaskan kelemahan hadis itu. Di dalam Kitab Sunan Abi Dawud dipaparkan beberapa pembahasan tentang pengobatan, salah satu diantaranya adalah pada nomor indeks 3907 yang menjelaskan tentang paranormal atau Al-Jibt. Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research). Karena dalam melakukan penelitian, penulis mencari dan mengumpulkan data dari berbagai literatur. Langkah yang dilakukan penulis selanjutnya adalah kritik sanad, kritik matan, dan i’tibar. Setelah dilakuakan langkah-langkah tersebut dapat diambil kesimpulan tentang kualitas hadis tersebut. Hadis tersebut berkualitas Sahih. Dalam hadis ini memakai teori Ma’ani al-Hadith. Pemaknaan hadis tersebut sesuai dengan bunyi matannya adalah adalah sihir dan meramal atas sesuatu yang diunggulkan. al-‘Iyafah meramal nasib baik atau buruk. Al-Thiyarah menganggap sial sesuatu dengan melihatnya. Al-Tharq meramal dengan membuat garis (khath). Hadis ini menjelaskan tentang praktek-praktek klenik atau paranormal. Dimana pada zaman dahulu meramal adalah suatu hal yang tabu dan terlarang tetapi pada era saat ini mendadak menjadi suatu hal yang lumrah seakan-akan tidak ada hukum yang melarangnya. Pemaknaan dari hadis Al-Jibt Dalam Dunia Metafisika menggunakan pendekatan Bahasa, Sosio-Historis, dan Metafisika dengan harapan untuk mendapatkan interpretasi pemaknaan yang sesuai dengan keadaan sosial pada saat ini. Adapun Implikasinya, Menurut Stephen Emmit dan Christoper A. Gorse, di dalam tubuh seorang dukun/paranormal terdapat Hormon Melatonin yang diselidiki bisa memperbaiki kesadaran spiritual. Hormon ini keluar ketika seseorang ditempatkan di tempat tanpa cahaya, oleh karena itu paranormal selalu bekerja di tempat gelap. Hormon ini keluar 2-5 mg sehari. Kemudian tempat keluarnya hormon ini disebut Pineal, pineal ini membatasi keluarnya hormon sebanyak 20 mg dalam kurun waktu 1 minggu. Setelah jenuh terpenuhi maka yang dikeluarkan selanjutnya adalah hormon Pinolin yang bersifat Superkonduktor, yang menyebabkan setiap sel dalam tubuh akhirnya memiliki skill yang bisa berkomunikasi dengan sel lain yang ada di alam.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Setiawan, Dickysetiawandicky0243@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Alam Ghaib
Metafisika
Hadis
Jin dan Setan
Keywords: Al-Jibt; Paranormal; Abi Dawud; Hadis
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Setiawan Dicky
Date Deposited: 19 Feb 2019 06:55
Last Modified: 19 Feb 2019 06:55
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/30444

Actions (login required)

View Item View Item