Tinjauan hukum islam terhadap perkawinan Marlojong pada masyarakat Batak di Desa Sampean Kecamatan Sunagi Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Sumatera Utara

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Siregar, Aspan Hudawi (2011) Tinjauan hukum islam terhadap perkawinan Marlojong pada masyarakat Batak di Desa Sampean Kecamatan Sunagi Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Sumatera Utara. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Aspan Hudawi Siregar_C51207010.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/30732

Abstract

Skripsi dengan judul "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perkawinan Marlojong Pada Masyarakat Batak di Desa Sampean Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Sumatera Utara" ini adalah basil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan bagaimana praktek perkawinan marlojong at as perempuan yang telah dipinang pada masyarakat batak di Desa Sampean, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap perkawinan marlojong atas perempuan yang telah dipinang pada masyarakat batak di Desa Sampean. Guna menjawab permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian langsung dan mengumpulkan data dengan menggunakan teknik dokumenter dan wawancara yang selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif-verifikatif, dengan tujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tentang perkawinan marlojong atas perempuan yang telah dipinang kemudian dianalisis dengan ketentuan hukum Islam, baik dari al-Qur..,.an, hadis ataupun pendapat ulama untuk menilai fakta di lapangan. Dalam mendeskripsikan data yang diperoleh, penulis menggunakan pola pikir induktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa seorang laki-laki dapat membawa lari seorang perempuan yang telah dipinang oleh orang lain dengan tujuan menikahinya. Pada perkawinan marlojong ini, pihak perempuan dikenakan sanksi adat berupa denda dua kali lipat dari pemberian pihak peminang pertama ketika acara peminangan (paturunkon boru). Ketika sanksi adat ini belum dibayar, maka para raja adat tidak akan mengakui perkawinannya. Bentuk Perkawinan marlojong yang terjadi dalam masyarakat Batak tidak dikenal dalam hukum Islam. Dalam prakteknya banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan agama Islam, seperti tindakan kawin marlojong atau melarikan perempuan yang telah dipinang tanpa izin wali dan peminang pertama. Padahal dalam hukum Islam telah jelas bahwa seorang wanita yang telah menerima pinangan seseorang maka ia tidak boleh dipinang oleh laki-laki lain. Meskipun demikian perkawinan marlojong ini adalah sah, karena peminang pertama sudah memberikan izin setelah pembayaran denda adat dan juga syarat serta rukWt perkawinan yang telah ditetapkan dalam hukum Islam telah terpenuhi ketika akad nikah berlangsung. Mengingat perkawinan ini merupakan suatu ibadah, maka hendaknya seorang muslim mengindahkan ajaran-ajaran Islam yang telah ditetapkan. Jangan sampai, tradisi adat yang berlaku di masyarakat menjadikan tatanan kerukunan yang telah dibina bertahun-tahun lantas pudar akibat pelaksanaan adat itu sendiri. Kepada tokoh agama, tokoh adat dan pihak yang beiwenang, hendaknya memberi penjelasan kepada masyarakat, bahwa marlojong atas perempuan yang telah dipinang merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Agama Islam.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Siregar, Aspan HudawiUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Perkawinan
Keywords: Perkawinan Marlojong; Masyarakat Batak
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 27 Feb 2019 06:32
Last Modified: 27 Feb 2019 06:32
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/30732

Actions (login required)

View Item View Item