Jilbab dalam tradisi lingkungan Pesantren di wilayah Mataraman: studi kasus di Pondok Pesantren Kediri

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Anwar, Mohammad Ali (2019) Jilbab dalam tradisi lingkungan Pesantren di wilayah Mataraman: studi kasus di Pondok Pesantren Kediri. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Moh. Ali Anwar_F12916330.pdf

Download (2MB)

Abstract

Jilbab adalah istilah populer yang diidentikkan kepada perempuan dengan sesuatu yang menutup kepala, wajah, telinga dan leher. Tentunya memahmi makna tentang jilbab menjadi sebuah hal penting. Terlebih pemahaman jilbab dari masyarakat yang tinggal dalam pondok pesantren di Kediri.Terhadap hal tersebut peneliti mengkaji jilbab dengan analisa yang berbeda yakni dengan teori interaksionisme simbolik. Penelitian ini memiliki rumusan masalah (1) bagaimana Pengertian Jilbab di Lingkungan Pesantren Wilayah Mataraman (2) bagaimana Jilbab Menjadi Sebuah Kebutuhan bagi Masyarakat Lingkungan Pesantren di Wilayah Mataraman (3) bagaimana Jilbab Menjadi Sebuah Simbol bagi Masyarakat Lingkungan Pesantren di Wilayah Mataraman. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian lapangan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui proses penggalian data dengan metode wawancara. Data dianalisis dengan metode deskriptif-kualitatif. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan dokumentasi,observasi dan wawancara. Sedangkan untuk pengechekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Makna jilbab adalah sebagai penutup aurat. Di pondok pesantren Kediri berjilbab merupakan sebuah kewajiban karena adanya perintah untuk menutup aurat. Kewajiban menggunakan jilbab adalah waktu melaksanakan shalat dan di luar shalat. Menurut teori interaksionisme simbolik tindakan berjilbab masyarakat pesantren adalah tergantung dari makna yang mereka peroleh tentang sebuah jilbab. Dan wujud tindakan berjilbab merupakan hasil dari interaksi-interaksi organ pada santriwati tersebut. (2)Jilbab sebagai kebutuhan di pondok pesantren Kediri lahir sebab dari adanya kewajiban menutup aurat. Jilbab sebagai kebutuhan tidak hanya sebagai penutup aurat melainkan juga kebutuhan gaya berpakaian. Jilbab sebagai kebutuhan juga bisa dilihat dari manfaat berjilbab seperti penutup aurat, namun sekarang ditambah sebagai kebutuhan mode berpakaian. Teori interaksionisme simbolik menganalisa dengan unsur sifat organisasi aksi dan sifat tindakan manusia. Di mana para santriwati bertindak berjilbab itu adalah hasil interaksi antar organ dalam individu santriwati.(3) Jilbab sebagai sebuah simbol kehidupan adalah berjilbab merupakan simbol bagi umat Islam dengan berdasar mengikuti perintah Allah SWT untuk menutup aurat. Jilbab sebagai sebuah simbol tidak bisa secara penuh menjadi ukuran kualitas keagamaan seseorang. Berjilbab sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT. Dari teori interaksionisme simbolik membaca dengan unsur sifat kelompok manusia dan keterkaitan tindakan. sekian banyak tindakan individu saling terikat dan menjadi sebuah ciri khas pesantren.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Anwar, Mohammad Aliakeeek91@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: Jilbab; Pondok Pesantren; Interaksionisme
Divisions: Program Magister > Dirasah Islamiyah
Depositing User: Anwar Moh. Ali
Date Deposited: 12 Apr 2019 08:26
Last Modified: 12 Apr 2019 08:26
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/31222

Actions (login required)

View Item View Item