Pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Lamongan tentang batasan toleransi dalam menjalin kerukunan umat beragama dalam perayaan Ogoh-ogoh di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sholeka, Okta Azizatun (2019) Pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Lamongan tentang batasan toleransi dalam menjalin kerukunan umat beragama dalam perayaan Ogoh-ogoh di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Okta Azizatun Sholeka_C86215022.pdf

Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang tertuang dalam rumusan masalah, meliputi: bagaimana praktik perayaan Ogoh-ogoh yang terjadi di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?, serta bagaimana pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Lamongan mengenai batasan toleransi umat beragama dalam keikutsertaan umat Islam terhadap perayaan ogoh-ogoh di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan?.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang mana data diperoleh dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis komparatif dalam menguraikan data tentang batasan toleransi dalam menjalin kerukunan umat beragama dalam perayaan Ogoh-ogoh di Desa Balun. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan berdasarkan variabel untuk menentukan secara analisis faktor-faktor yang membawa pada kesamaan dan perbedaan dalam pola yang khas dari pemikiran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik perayaan Ogoh-ogoh di Desa Balun yaitu merupakan suatu perayaan sebelum hari raya Nyepi. Ogoh-ogoh dimulai di depan Pura yang kemudian diarak mengelilingi Desa, kemudian berakhir dibakar di lapangan Desa. Perayaan dilakukan oleh semua warga Hindu dan sebagian dari warga Islam dan Kristen, dimana hal tersebut dilakukan sebagai wujud adanya toleransi untuk menjalin kerukunan umat beragama yang ada di Desa Balun. Menurut tokoh Nahdlatul Ulama, jika dalam membantu tidak membuatnya goyah keyakinannya maka diperbolehkan, sedangkan menurut tokoh Muhammadiyah, membantu apa yang menjadi ritual agama lain itu tidak diperbolehkan kerena toleransi hanya sebatas menghargai. Semua tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sama-sama mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh umat Muslim Desa Balun merupakan suatu bentuk toleransi. Namun terdapat perbedaan mengenai batas-batas toleransi, yang mana perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh organisasinya, karena dari masing-masing organisasi tersebut mempunyai cara atau metode penggalian hukum tersendiri.Pada akhir penulisan ini, penulis menyarankan untuk tetap menghormati dan menjaga kerukunan antar pemeluk agama, keikutsertaan dalam perayaan Ogoh-ogoh sebelum hari Raya Nyepi dijadikan sebagai media untuk menjalin kerukunan antar warga yang berbeda agama dengan tetap berpegang teguh terhadap keyakinan kebenaran agama masing-masing.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Sholeka, Okta Azizatunoktaazizah57@gmail.comUNSPECIFIED
Subjects: Agama
Etika
Toleransi Islam
Toleransi
Keywords: Ogoh-ogoh; toleransi umat beragama; desa balun
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Sholeka Okta Azizatun
Date Deposited: 25 Apr 2019 08:03
Last Modified: 25 Apr 2019 08:03
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/31796

Actions (login required)

View Item View Item