Sanering dan rencana Redenominasi dalam Perspektif Teori Maslahah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hayati, Nur (2011) Sanering dan rencana Redenominasi dalam Perspektif Teori Maslahah. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Nur Hayati_C32206002.pdf
Download (1MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/32055

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana konsep sanering? Bagaimana konsep rencana redenominasi di Indonesia? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskripti f Analitis dengan pola pikir deduktif. Artinya adalah menggambarkan hasil penelitian dengan diawali teori-teori atau dalil-dalil yang bersifat umum tentang sanering dan rencana redenominasi di Indonesia, kemudian mengemukakan kenyataan yang bersifat khusus dari hasil penelitian tentang sanering dan rencana redenominasi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanering adalah upaya pemotongan nilai uang tanpa mengurangi nilai harga, sehingga daya beli masyarakat berkurang. Hal ini dilakukan oleh pemerintah pada saat kondisi ekonomi tidak stabil, sehingga semakin kacau. Meskipun tanpa persetujuan dari Bank Indonesia, akan tetapi pemerintah tetap melakukan sanering dengan alasan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar akibat inflasi yang semakin tidak terkendali dan hutang pemerintah yang menumpuk. Untuk itu pemerintah melakukan sanering sampai tiga kali yaitu pada tahun 1950, 1959, dan 1965. Dan akhirnya terjadi penurunan nilai rupiah dari Rp 1000,- menjadi Rp 1 ,- sehingga masyarakat kesulitan membeli barang dengan nilai uang baru yang lebih kecil tetapi harga barang tetap. Berbeda dengan rencana redenominasi yang akan dilakukan di Indonesia. Redenominasi adalah penyederhanaan rupiah dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilainya. Hal yang sama juga dilakukan secara bersamaan pada harga-harga barang sehingga daya beli masyarakat tidak berkurang. Redenominasi akan dilakukan oleh pemerintah atas usul dari Bank Indonesia, yaitu untuk mempermudah transaksi keuangan karena angka yang kecil dari pada nominal uang, mempermudah perhitungan pada akuntansi keuangan, meningkatkan kepercayaan diri dimata dunia Internasional. Alasan Bank Indonesia akan melakukan redenominasi rupiah karena rupiah merupakan pecahan terbesar di dunia, sehingga perlu disederhanakan. Kebijakan sanering yang dilakukan pemerintah, terdapat mas1ahah di dalamnya karena dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar yang disebabkan inflasi. Akan tetapi terdapat mudarat yang lebih besar karena merugikan masyarakat yaitu masyarakat kesulitan membeli barang dengan nilai rupiah yang terus menurun. Sedangkan rencana redenominasi yang akan dilakukan oleh pemerintah, jika dilihat dari segi manfaatnya, maka terdapat maslahah di dalamnya. Akan tetapi akan menjadi mudarat jika dilakukan saat ini jika dilihat dari syarat syarat yang harus dipenuhi, yaitu salah satunya inflasi. Rencana redenominasi ini juga sejalan dengan kaidah usul yaitu maslahah mutagayyirah, karena merupakan kebijakan baru di Indonesia yang akan sesuai dengan perkembangan tempat, waktu, dan subyek hukum. Dalam penelitian ini penulis berharap agar pemerintah dan pihak terkait bersikap lebih obyektif dalam merencanakan dan menerapkan kebijakan di Indonesia. Khususnya dalam rencana kebijakan redenominasi di Indonesia ini, dengan memikirkan dampaknya bagi masyarakat golongan bawah, serta memberikan sosialisasi yang baik agar tidak ada kesalahan persepsi dalam masyarakat. Sehingga masyarakat tidak dirugikan dan menderita seperti saat dilakukannya sanering dulu.