Petitum Cacat sebagai Dalih Obscuur Libel: analisis terhadap pembatalan putusan PA Surabaya oleh PTA Surabaya No. 70/Pdt.G/2010/PTA.Sby tentang Hak Asuh Anak

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Najib, Muhammad (2011) Petitum Cacat sebagai Dalih Obscuur Libel: analisis terhadap pembatalan putusan PA Surabaya oleh PTA Surabaya No. 70/Pdt.G/2010/PTA.Sby tentang Hak Asuh Anak. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhammad Najib_C01207055.pdf
Download (9MB)

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) dengan juduJ "Petitum Cacat Sebagai Dalih Obscuur Libel (Analisis terhadap Pembatalan Putusan PA Surabaya oleh PTA Surabaya No .70/Pdt.G/2010/PTA.Sby tentang Hak Asuh Anak)". Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang apa alasan hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya menyatakan gugatan perkara No.2456/Pdt.G/2009/P A.Sby tentang hak asuh anak itu obscuur libel dan bagaim ana analisis terhadap putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam perkara No .70/Pdt.G/2010/PT A.Sby tent ang h ak asuh anak. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskripti f analisis dengan pola pikir deduktif. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menggambarkan secara jela s mengenai p etitum cacat sebagai dalih obscuw• libel dalam putusan hakim Pengadilan Agama Surabaya dan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya sebagai objek yang diteliti , selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pola pikir deduktif yaitu diawali dengan mengemukakan teori-teori yang bersifat umum tentang formulasi gugatan, gugatan obscuw- libel dan k:riteria petitwn yang cacat formil, Ialu dikemukakan kenyataan yang bersifat khusu s dari hasil penelitian, kemudian digunakanlah teori-teori tersebut sebagai alat untuk men ganalisis deskripsi perkara, selanjutnya ditarik kesimpulan khusus. Pembahasan dalam skripsi ini menghasilkan kesimpulan bahwa, alasan Majeli s Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya menyatakan gugatan perkara No .2456/Pdt.G/2009/P A.Sby tentang hak asuh anak itu obscuur libel adalah karena Majeli s Hakim menilai ada pertentangan dan tidak saling mendukung antara posita dengan petitum (petitum tidak sinkron dengan posi ta), petitum semacam itu adalah obscuur libel, oleh karena itu menyebabkan cacat formil sehingga gugatan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard). Adapun dalam analisisnya diketahui bahwa putusan Pengadilan Tinggi Agam a Surabaya No.70/Pdt.G /2010/PTA.Sby tentang hak asuh anak tidak tepat, karena petitum yang semula dianggap tidak sinkron dengan posita-nya itu ternya ta masih senyawa dengan posita-nya, pada uraian posita-nya memang menjelaskan tentang hak asuh anak, demikian juga hakikat dari petitum-nya juga tentang hak asuh anak, hanya saja pihak pemohon menyisipkan kata "hak perwalian" sebelum hak asuh anak, demikian juga dalam proses persidangan secara jelas dan nyata bahw a yang diperkarakan memang masalah hak asuh anak bukan masalah lainnya. Berdasarkan kesimpulan di atas hendaknya dalam memutus suatu perkara di pengadilan, seorang hakim harus lebih berhati-hati dalam menilai suatu petitum itu obscuur libel ataukah tidal<, tentunya dengan melihat konsisten si antara petitum dengan posita-nya dan ada tidak:nya sifat senyawa petitum dengan posita dan bagi penggugat yang ingin mengajukan suatu gugatan ke pengadilan, harus lebih teliti dalam membuat surat gugatan, agar gugatannya tidak obscuur libel