Studi Komparasi Metode Istinbat NU dan Muhammadiyah mengenai Hukum Rokok dan Menerima Beasiswa dari Perusahaan Rokok

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Anggraeni, Nita (2011) Studi Komparasi Metode Istinbat NU dan Muhammadiyah mengenai Hukum Rokok dan Menerima Beasiswa dari Perusahaan Rokok. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nita Anggraeni_C32206010.pdf

Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini adalah basil penelitian kepustakaan tentang keputusan hasil Bahsul masail Nahdlatul Ulama (NU) dengan fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam memberikan hukum terhadap rokok dan menerima beasiswa dari perusahaan rokok. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: bagaimana metode istinbat NU dan Muhammadiyah mengenai hukum rokok, bagaimana hukum menerima beasiswa dari perusahaan rokok serta bagaimana kelemahan dan kelebihan metode istinbat yang digunakan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik interview dan dokumentasi kemudian dianalisis secara kualitatif dengan teknik deskriptif-komparatif yaitu memaparkan segala sesuatu sesuai yang ada di lapangan serta membandingkan beberapa data. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pola pikir deduktif yaitu menggambarkan hukum rokok dan menerima beasiswa dari perusahaan rokok dengan ketentuan hukum dari basil Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: met ode yang digunakan Nahdlat ul Ulama adalah met ode qawliy yakni mengikuti pendapat para imam maZhab. Adapun Metode yang digunakan oleh Muhammadiyah yaitu melalui ijtihad bayani, qiyasi,istishlahi Hukum menerima beasiswa dari perusahaan rokok tennasuk dalam akad tabarru Menurut Nahdlatul Ulama hukumnya boleh, karena NU mendahulukan aspek ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. Kelebihan dari Nahdlatul Ulama adalah dalam menentukan hukum ini menggunakan metode qawliy (pendapat para imam mazhab) dengan merujuk pada kitab-kitab dan hanya terikat pada satu maZhab yaitu mazhab Syafi'i, ini dikhawatirkan jika dalam permasalahan baru kitab yang dirujuk tidak ada maka hasilnya akan tidak sesuai dengan maqasid asy-syariah. Sedangkan menurut Muhammadiyah menerima beasiswa dari perusahaan rokok adalah haram, karena sesuat u yang berasal dari haram maka haram unt uk diberikan. Tetapi beasiswa ini menjadi boleh apabila sudah tidak ada lagi beasiswa lain selain dari perusahaan rokok tersebut. Kelebihannya ada pada daya nalar yang digunakan untuk menentukan hukum-hukum baru, kemudian dicarikan jawabannya secara langsung dalam al-Qur'an dan Sunnah. Tetapi kelemahannya ada pada daya nalar tersebut sebab tidak semua permasalahan yang ada itu dapat ditemukan dalam kedua sumber tersebut yaitu al-Qur'an dan Sunnah, apabila daya nalar itu kurang maka hasilnya akan tidak sesuai dengan maqasid asy-syariah.Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama agar melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam supaya hukum rokok ini dapat dijadikan landasan yang pasti oleh masyarakat luas. Unt uk pengkonsumsi dan penerima beasiswa supaya mengkaji, meneliti dan memahami apa fungsi dan dampak yang ditimbulkan dari rokok tersebut sehingga dengan demikian tidak akan tersentuh dengan sesuatu yang haram.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Anggraeni, NitaUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Beasiswa
Rokok
Keywords: Hukum Rokok; bayani; qiyasi; istishlahi; beasiswa
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Pidana Islam
Depositing User: Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 11 Jun 2019 07:30
Last Modified: 11 Jun 2019 07:31
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/32109

Actions (login required)

View Item View Item