Tinjauan Hukum Islam terhadap Bagian Anak Penyimbang dalam Kewarisan Masyarakat Adat Lampung Pesisir

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Miswanto, Miswanto (2011) Tinjauan Hukum Islam terhadap Bagian Anak Penyimbang dalam Kewarisan Masyarakat Adat Lampung Pesisir. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Miswanto_C51207032.pdf
Download (9MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/32196

Abstract

Skripsi dengan judul "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagian Anak Punyimbang Dalam Kewarisan Masyarakat Adat Lampung Pesisir (Studi Pada Masyarakat Desa Kanoman Kee. Semaka Kab. Tanggamus Lampung)" ini adalah basil penelitian lapangan (Field Researc) untuk menjawab pertanyaan bagaimana bagian anak Punyimbang dalam kewarisan masyarakat adat Desa Kanoman Kee. Semaka Kab. Tanggamus Lampung dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap bagian anak Punyimbang dalam kewarisan masyarakat adat Desa Kanoman Kee. Semaka Kab. Tanggamus Lampung. Data penelitian dihimpun melalui wawancara dan teknik dokumenter kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif . Dalam mendeskripsikan data yang diperoleh, penulis menggunakan pola pildr dcduktif. Hasil pen elitian menyimpulkan bahwa anak lald-laki tertua (Punyimbang) pada masyarakat adat Desa Kanoman mendapat bagiau seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh pewaris. Oleh karena itu, anak laki-laki tertua berkewajiban untuk menghidupi adik-adiknya hingga berumah tangga dan mampu hidup mandiri. Ketentuan tersebut bertcntangan dengan kctcntuan yang ada dalam hukum Islam yakni yang telah menentukan bahwa laki-lald dan perempuan berhak mendapat harta waris tanpa adanya perbedaan status antara anak laki-laki pertama , anak laki lald kedua , terlebih membedakannya antara laki-laki dan perempuan seperti yang tereantmn dalam surab al-Nisa':7 dan al-Nisa': 11. Selain itu praktek waris adat Desa Kanoman juga bertentangan dengan asas-asas kewarisan Islam yaitu asas ijbari’, asas individual, asas bilateral dan asas semata akibat kematian. Penulis berharap basil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian berikutnya , kemudian sebagai masukan dalam memaharni waris adat di Indonesia, terutama pada masyarakat Desa Kanoman. Selain itu, basil penelitian semoga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat Desa Kanoman dalam menyelesaikan pembagian waris menurut hukum Islam atau berdasarkan kebiasaan yang mereka lakukan.