Al Tahlil al Taqabily baina al Lughoh al 'Arabiyah wa al Lughoh al Indunisiyah 'ala Mustawa al Isytirak al Lafdhi ; Bahts Takmily

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sasmita, Wahyu Eko (2015) Al Tahlil al Taqabily baina al Lughoh al 'Arabiyah wa al Lughoh al Indunisiyah 'ala Mustawa al Isytirak al Lafdhi ; Bahts Takmily. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (408kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (194kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (517kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (636kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (648kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (648kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (566kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (700kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (446kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (295kB) | Preview

Abstract

Masuknya agama Islam ke Indonesia mengakibatkan penduduknya bersentuhan dengan Bahasa Arab, mengingat, agama Islam berasal dari Arab Saudi yang bahasa nasionalnya adalah Bahasa Arab. Sehingga, secara tidak langsung Bahasa Arab telah menjadi bahasa agama. Maksudnya, buku-buku panduan tentang hukum syari’at Islam pada dasarnya semuanya bersumber dari Bahasa Arab, semisal: Al-Qur’an, Al-Hadis, dsb. Maka dari itu, sebagai warga Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, mempelajari Bahasa Arab sangatlah penting bagi kita, khususnya kaum Muslim. Agar, di dalam memahami berbagai hukum syari’at Islam tersebut tidaklah mengalami kesalahan atau keblingeran yang dapat mengakibatkan kesesatan umat.
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai bahasa yang unik dan kaya akan kosa kata. Dari kedua bahasa tersebut kita dapat menemukan banyak kosa kata yang bentuknya sama tetapi memiliki berberapa makna yang berbeda. Dalam kajian ilmu linguistik, hal itu sering disebut dengan homonim. Fenomena kebahasaan yang seperti inilah yang sering membuat kita salah dalam memahami sebuah susunan kalimat atau percakapan langsung dalam Bahasa Arab. Berhubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas tentang Analisis Kontrastif antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia dari segi homonimnya. Adapun permasalahan yang muncul dalam pembahasan tema ini, yaitu apakah ada persamaan dan perbedaan antara homonim dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia? Dan jika ada, apa sajakah persamaan dan perbedaan yang terdapat pada homonim dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, dalam penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk kontrastif. Adapun perbandingan (kontrastif) yang penulis paparkan dalam penelitian ini meliputi: pengertian homonim dari dua bahasa tersebut, pendapat para ahli linguistik tentang adanya homonim, faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya homonim, dan macam-macam homonim dari kedua bahasa tersebut.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat persamaan dan perbedaan antara homonim dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Adapun persamaannya yaitu terdapat pada pengertiannya, pendapat para ahli bahasanya mengenai tentang terjadinya homonim dalam Bahasa Arab dan Indonesia, beberapa faktor yang mengakibatkan kemunculannya, yaitu adanya perbedaan lahjah atau dialek, adanya proses morfologi, dan adanya katerkaitan dengan lingkungan bahasanya (syiyaq al-kalam).
Selain itu, persamaan homonim dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia juga terdapat pada beberapa macamnya, yaitu homonim dalam bentuk kata dan kalimat.
Adapun perbedaannya terdapat pada beberapa faktor yang mengakibatkan kemunculannya, yaitu homonim dalam Bahasa Arab dapat terjadi karena adanya perkembangan bahasa dan perpindahan makna kata dari makna asli ke makna majazi. Sedangkan faktor yang hanya terdapat pada homonim Bahasa Indonesia dan tidak terdapat dalam Bahasa Arab adalah adanya pengaruh bahasa asing. Selain itu, perbedaan homonim dari dua bahasa tersebut juga terdapat pada beberapa macam bentuknya. Dalam Bahasa Arab, homonim dapat terjadi pada bentuk khurf, sedangkan dalam Bahasa Indonesia ia dapat terjadi pada bentuk morfem, kalimat majemuk, homograf (kata yang sama ejaannya tetapi berbeda pelafalan dan maknanya) dan dalam bentuk homofon (kata yang sama pelafalannya tetapi beda tulisan dan maknanya).

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Sasmita, Wahyu EkoUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Kesusastraan > Sastra Arab
Bahasa Arab
Keywords: Analisis Kontrastif; Homonim
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab
Depositing User: Mr. Supriyatno Hary
Date Deposited: 14 Jan 2016 03:03
Last Modified: 14 Jan 2016 03:03
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3253

Actions (login required)

View Item View Item