Mengungkit-ungkit pemberian dalam hadis Musnad Ahmad Bin Hanbal no indeks 6882

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Chumairoh, Nanik (2019) Mengungkit-ungkit pemberian dalam hadis Musnad Ahmad Bin Hanbal no indeks 6882. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nanik Chumairoh_E05215024.pdf

Download (1MB)

Abstract

Mempelajari hukum syari’at Islam hukumnya wajib bagi umat Islam untuk diterapkan dan juga diamalkan setiap perorangan. Amalan yang perlu kita amalkan dari segi materi salah satunya yaitu zakat, dan infaq. Dan jika amalan dari segi non materi yakni tenaga, dan juga senyuman, dll. yang melatar belakangi penelitian adalah kurang nya umat islam untuk mempelajari hukum syari’at Islam yang telah diajarkan dalam hadis dan juga dalam al-qur’an. Contohnya dalam hal memberi kepada orang yang membuhkan kita harus memberinya dengan rasa ikhlas. Jika memberi tanpa ikhlas maka yang diberi ini akan tersakiti, dan orang yang memberi tidak akan dapat ridhonya Allah dan juga pahalanya gugur. Oleh karena itu penulis akan meneliti permasalahan ini dengan judul Larangan Mengungkit-Ungkit Pemberian dalam Hadis Musnad Ahmad bin Hanbal No Indeks 6882. Yang mana terdapat tiga rumusan masalah dalam menulis penelitian ini yaitu. Pertama, Bagaimana kualitas hadis tentang larangan menghitung-hitung pemberian. Kedua, Bagaimana kehujjahan hadis tentang larangan mengitung-hitung pemberian. Ketiga, Bagaimana pemaknaan hadis tentang larangan menghitung-hitung pemberian. Metode yang digunakannya yaitu takhrij hadis dan i’tibar. Jika dilihat dari takhrij hadis dari judul larangan mengungkit-ungkit pemberian ini ada beberapa dari takhrij hadis lainnya, yaitu: imam Ahmad bin Hanbal, sunan nasa’i, shahih bukhori dan shahih muslim. Dan jika dilihat dari i’tibar yaitu dari skema sanad imam Ahmad ini mempunyai syahid yaitu Abd Allah bin Amr , sahabat yang berstatus syahid yaitu Asma’, mutabi’nya yaitu Fatimah binti Mundir sebagai muttabi’ dari Jabban. dapat disimpulkan bahwa sanad hadis nya bersifat shahih, dan kualitas hadisnya bersifat shahih. Jika sudah memenuhi syarat-syarat dari hadis shahih maka dapat diktakan hadis shahih lidhatihi. Dapat dikatakan sebgai hujjah karena telah memenuhi syarat dari hadis maqbul ma’mulun bih, yang mana hadisnya dapat diterima dan juga diamalkan. Maka dari isi hadis ini tidak bertentangan dengan penilaian keshahihan hadis.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Chumairoh, Naniknanikchumairoh06@gmail.comE05215024
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorFaruq, UmarUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Thesis advisorSucipto, Muhammad Hadihadi_hz@uinsby.ac.idUNSPECIFIED
Subjects: Etika
Hadis
Keywords: Mengungkit-Ungkit; Pemberian; Larangan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Chumairoh Nanik
Date Deposited: 09 Aug 2019 02:54
Last Modified: 09 Aug 2019 02:54
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/34310

Actions (login required)

View Item View Item