Epistemologi tafsir linguistik : Konstruksi Pemikiran Muhammad Asad dalam the Message of the Quran

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wara, Jullul (2019) Epistemologi tafsir linguistik : Konstruksi Pemikiran Muhammad Asad dalam the Message of the Quran. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Jullul Wara F02517164.pdf

Download (11MB)

Abstract

The Message of the Quran merupakan karya Muhammad Asad, dalam karya ini Asad mengungkap tema-tema keagamaan (religious terms) yang ada di dalam al-Qur’an yang perlu diterjemahkan ke dalam maksud yang dipahami ketika ayat tersebut diturunkan dan bukan berdasarkan kepada makna yang telah dihasilkan oleh perkembangan zaman. Sehingga dalam menerjemahkan atau menafsirkan beberapa istilah-istilah/tema keagamaan yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an tersebut, Muhammad Asad sering berbeda cara pemaknaan dan cara pemahaman dengan beberapa para mufassir sebelumnya.Acuan pembahasan dalam kajian ini fokus pada konstruksi epistemologi tafsir linguistik Muhammad Asad dan kontekstualisasi terjemahan dan penafsirannya, khususnya mengenai tema keagamaan (religious terms). Untuk menjawab dari rumusan masalah dalam kajian ini, maka penelitian ini menggunakan Pendekatan historis-filosofis dan lingusitik. Sumber primer dalam penelitian ini adalah tafsir the Message of the Quran, dan sumber skundernya adalah karya-karya yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, prinsip dasar dari terjemahan atau penafsiran Asad berangkat dari pemahannya yang mengatakan bahwa al-Qur’an tidak bisa dipahami secara utuh dan benar jika kita memahaminya berangkat dari kerangka pandang Islam atau konsep-konsep yang dilakukan al-Qur’an yang sudah mengalami “institusionalisasi” atau așru mā qabla al-khilaf. Sehingga dengan prinsip dasar yang demikian, maka konstruksi epistimologi terjemahan/penafsiran Asad terhadap teks al-Qur’an khususnya terhadap tema keagamaan seperti term al-Islām, al-Kitāb, ahl- al-Kitāb, Muhammad Asad menjadikan semantik sebagai prisnsip dasar pendekatannya. Dalam hal ini ia menggunakan pendekatan sematik leksial/makna dasar (al-ma’na al-asāsī) atau semantik deskriptif (linguistik sinkronik) yang ranah kajiannya ialah mengkaji sebuah bahasa pada masa tertentu atau terbatas.Karakteristik penafsiran era modern kontemporer selalu menonjolkan makna kontekstualitas al-Qur’an yang berorientasi kepada spirit Qur’ani. Maka Muhammad Asad juga tidak terlepas dari pemahaman kontekstualisnya dan tidak terkecuali mengenai tema kegamaan (relegious terms). Sebagai contoh ketika Asad memaknai kata al-Islām (sebagai sikap berserah diri kepada Allah), di sini Asad tidak memahamnya sebagai suatu golongan tertentu akan tetapi al-Islām itu menunjuk kepada makna “generik”. Dengan pemaknaan seperti inilah maka al-Islām yang dimaksud Asad merupakan suatu semangat ajaran yang menjadikan karakteristik pokok semua agama benar. Sehingga relevansi dari pemaknaan yang demikian dalam konteks kekinian ialah adanya relasi dengan gagasan pluralisme agama dengan konteks bernegara khusunya dalam konteks ke Indonesiaan yang majemuk untuk membingkai dan membangun harmoni sosial di era multikultural.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Wara, Julluljoulfarouq@gmail.comf02517164
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRiyadi, Abdul KadirUNSPECIFIED197008132005011003
Subjects: Tafsir
Keywords: Epistemologi tafsir linguistik
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Wara Jullul
Date Deposited: 15 Aug 2019 04:20
Last Modified: 15 Aug 2019 04:20
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/35062

Actions (login required)

View Item View Item