Memisahkan negara dari agama: mencermati pemikiran Ali Abd. Al Raziq

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Salik, Mohammad (2009) Memisahkan negara dari agama: mencermati pemikiran Ali Abd. Al Raziq. Sosio - Religia Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial, 8 (4). pp. 1175-1191. ISSN 1412-2367

[img] Text
Mohammad Salik_Memisahkan Agama Dari Negara.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/35651

Abstract

Tulisan ini berusaha melacak pemikiran Ali Abd al-Raziq berkaitan dengan politik. Ali Ahd al-Raziq adalah seorang Ulama Mesir yang sangat kontroversial dengan ide-ide politiknya yang dikenal sekuler. Ide-ide kontroversial tersebut ditulis dalam sebuah karyanya berjudul Al-Islam wa Ushul al-Hukm. Buku tersebut telah menimbulkan berbagai polemik di dunia Islam dan bahkan mendapat kecaman terutama di kalangan para Ulama Mesir. Bahkan sebagai konsekuensi dan pemikirannya, namanya dihapus dari jajaran Ulama al-Azhar dan ia diberhentikan dari jabatannya seba.gai hakim di Mesir. Di antara pokok-pokok pemikiran politiknya ialah 1) Tidak ada kewajiban bagi umat Islam mendirikan khilafah atau lembaga khilafah, 2) Nabi tidak pernah membangun sistem pemerintahan tertentu, 3) Sistem pemerintahan di dalam Islam bersifat fleksibel, 4) Nabi hanya mengemban misi spiritual, 5) Sistem khilafah pada dasarnya hanyalah karya kreatifltas manusia dan pada realitasnya telah mendukung tirani di negara- negara Islam. Mencermati gagasan-gagasan Ali abd al-Razfq di atas, setidaknya ada dua hal yang perlu dicacat. Pertama, tentang fleksibilitas mengenai model dan bentuk negara dalam Islam. Ide ini tampaknya masih cukup relevan dan banyak diterapkan negara-negara Muslim. Fleksibilitas mengenai bentuk dan model negara dalam Islam diperlukan mengingat kondisi sosial dan politik pada masing-masing negara Muslim berbeda-beda. Dengan konsep pemikiran ini diharapkan umat Islam akan mampu menyesuaikan model negara yang Islami sesuai dengan kondisi sosial, politiknya dan manpu memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Kedua, bahwa Muhammad hanya memiliki misi spiritual. Hal ini tampaknya bertentangan dengan Fakta. Misi Muhammad adalah tercapainya masyarakat yang ideal, yaitu baldatuntoyyibatun wa rabbun ghafur. Masyarakat yang demikian ini rasanya tidak mungkin akan terbentuk dengan tanpa bersinggungan dengan persoalan politik sama sekali.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Article
Creators:
CreatorsEmailNIM
Salik, Mohammadsalik_mohamad@yahoo.com2012126702
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
UNSPECIFIED., .UNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Agama dan Ilmu Pengetahuan
Divisions: Karya Ilmiah > Artikel Jurnal
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 13 Sep 2019 08:02
Last Modified: 13 Sep 2019 08:02
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/35651

Actions (login required)

View Item View Item