This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Lutfi, Mochammad (2019) Upacara Larung Sungai dalam perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill: studi kasus pada Masyarakat Bantaran Sungai Jagir Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Mochammad Lutfi_E01212006.pdf Download (8MB) |
Abstract
Skripsi ini adalah studi tentang tradisi upacara Larung Sungai yang ada di masyarakat bantaran sungai Jagir Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai upacara Larung Sungai dan memahami relevansinya dengan teori etika Utilitarianisme John Stuart Mill. Metode penelitian dalam skripsi ini dikaji dengan metode penelitian kualitatif atau kajian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni mengumpulkan berbagai informasi dari hasil wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan objek penelitian untuk dijadikan bahan referensi dan sumber data. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat sebuah prosesi dalam upacara Larung Sungai ini yang meliputi: (1) pembukaan, (2) pembacaan ayat suci Al Qur’an, (3) sambutan-sambutan, (4) hiburan, (5) doa/penutup, dan (6) acara inti, yakni pelarungan tumpeng raksasa dengan menggunakan perahu karet. Selain itu ditemukan juga dua pandangan warga setempat terkait kegiatan ini, yakni ada yang setuju dan ada yang tidak. Sedangakan perspektif etika Utilitarianisme John Stuart Mill melihat bahwa kebahagiaan/kesenangan itu tidak bisa hanya sekedar diukur secara kuantitatif. Sebaliknya kualitasnya juga perlu dipertimbangkan, karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih rendah. Seperti halnya kesenangan mayoritas warga Jagir (yang ikut terlibat dalam Paguyupan Warga Stren Kali Surabaya/PWSS) yang setuju dengan adanya upacara Larung Sungai tersebut harus dinilai lebih tinggi daripada kesenangan sebagian warga Jagir yang tidak setuju. Sebab kegiatan ini masih lebih banyak bernilai positif daripada negatifnya. Selain itu kesenangan yang menjadi norma etis PWSS juga merupakan kesenangan semua warga yang terlibat dalam upacara tersebut. Hal ini bisa dilihat dari cara PWSS memperlakukan semua warga bantaran sungai jagir secara setara tanpa ada intervensi, sebab menurut PWSS sendiri kesenangan satu orang tidak boleh dianggap lebih penting daripada kesenangan orang banyak. Kendati demikian, PWSS telah membagi keutamaan menjadi dua model, yakni keutamaan ‘masa kini’ dan keutamaan ‘masa mendatang’, yang mana mereka lebih mendahulukan yang kedua daripada yang pertama. Dengan demikian pandangan ini sesuai dengan pandangan Mill yang membagi kesenangan menjadi dua model pula, yaitu kesenangan yang bersifat material (sementara) dan spiritual (hakiki).
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Adat | ||||||||||||
Keywords: | Upacara; Larung Sungai; Etika Utilitarianisme John Stuart Mill. | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Lutfi Mochammad | ||||||||||||
Date Deposited: | 17 Sep 2019 04:43 | ||||||||||||
Last Modified: | 17 Sep 2019 04:43 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/35668 |
Actions (login required)
View Item |