Modal sosial kepemimpinan kiai dalam mengembangkan pendidikan pesantren di bangkalan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abdullah, Abdullah (2019) Modal sosial kepemimpinan kiai dalam mengembangkan pendidikan pesantren di bangkalan. PhD thesis, UIN Sunan Ampel.

[img] Text
ABDULLAH_F03116037.pdf

Download (4MB)

Abstract

Selama ini perspektif modal sosial merupakan istilah yang sering digunakan dalam ilmu sosial untuk menggambarkan kapa¬sitas sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup dan integrasi sosial. Teori modal sosial belum banyak digunakan untuk membedah fenomena kepemimpinan kiai di pondok pesantren. Fenomena ini menarik untuk dikaji, apalagi dengan menggunakan perspektif modal sosial. Untuk mendapatkan gambaran mengenai modal sosial pendidikan pondok pesantren dan sebagai per¬bandingan, maka penulis melakukan juga kajian pada beberapa pondok pesantren di Bangkalan. Sebagaimana diketahui, kepemimpinan kiai di Bangkalan memiliki keunikan-keunikan, yaitu dengan modal sosial kepemimpinan kharismatik, kiai dapat eksis dan berhasil menularkan pengaruhnya kepada santri maupun masyarakat luas. Sedangkan pengaruhnya di masyarakat luas dapat ditelusuri dari perkembangan patuhnya masyarakat Madura kepada kiai. Selain kepemimpinan, pada saat yang sama kiai memiliki modal sosial yang tidak dapat dielakkan.
Rumusan dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pola modal sosial kepemimpinan kiai pesantren di Bangkalan? 2) Bagaimana konstruksi modal sosial kepemimpinan kiai pesantren di Bangkalan? 3) Bagaimana implikasi modal sosial kepemimpinan kiai dalam mengembangkan pendidikan pesantren di Bangkalan? Dalam penelitian modal sosial kepemimpinan kiai dalam mengembangkan pendidikan pesantren ini, penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan, wawancara dan telaah dokumen.
Hasil analisis dari penelitian ini sebagai berikut: Pertama, pola modal sosial kepemimpinan kiai pesantren merujuk pada teori modal sosial Putnam. Kiai di Bangkalan memiliki pola patriarkis, institusional dan relationship. Figur kiai yang dihormati masyarakat adalah kiai yang berasal dari keturunan Syaikhona Kholil Bangkalan. Maka peneliti berkesimpulan bahwa nasab menjadi faktor kuat ketaatan dan kepercayaan santri dan masyarakat terhadap kiai. Kedua kontruksi modal sosial kepemimpinan kiai dalam mengembangkan pendidikan pesantren di Bangkalan, menurut peneliti lebih mendekati pada teori modal sosial Fukuyama tentang jejaring sosial. Oleh sebab itu, dapat dikatakan konstruksi modal sosial kepemimpinan kiai pesantren di Bangkalan tidak lepas dari: “jaringan-spritual-legitimasi”. Dengan konstruksitersebut, kiai mengembangkan pendidikan pesatren didasarkan pada kekuatan spritual yang dipengaruhi oleh kekuatan jejaring sosial, dan nasab. Dari hasil analisis tersebut, penulis menemukan bahwa modal sosial kepemimpinan kiai pesantren di Bangkalan selain dipengaruhi beberapa hal yang ditawarkan oleh Putnam dan Bourdieu, juga dipengaruhi oleh faktor nasabatau trah atau keturunan dan barokah. Nasabinilah yang menjadi pijakan untuk percaya, ta’dhi>m dan taat kepada kiai. Nasabinilah penemuan peneliti yang dapat menyempurnakan teori modal sosial yang populer dalam ilmu-ilmu sosial.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Abdullah, Abdullahabdie649@gmail.comF03116037
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHilmy, Masdarmasdar.hilmy@gmail.com197103021996031002
Thesis advisorAsrohah, Hanunasrohah@yahoo.com196804101995032002
Subjects: Pendidikan Islam
Kepemimpinan
Divisions: Program Doktor > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Abdullah Abdullah
Date Deposited: 19 Nov 2019 04:46
Last Modified: 19 Nov 2019 04:46
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/36071

Actions (login required)

View Item View Item