Studi komparatif pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan Fiskal

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hidayat, Moh. Sobihul (2019) Studi komparatif pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan Fiskal. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Moh. Sobihul Hidayat_C96216029.pdf

Download (1MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul, “Studi Komparatif Pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm Terhadap Kebijakan Fiskal” ini merupakan hasil penelitian pustaka yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang: bagaimana konsep Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan fiskal? Dan bagaimana analisis komparatif pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan fiskal? Data penelitian ini dihimpun menggunakan metode dokumentasi kemudian dianalisis dengan komparatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan obyek penelitian secara sistematis tentang konsep kebijakan fiskal. Sumber primer yang digunakan yaitu kitab yang berjudul Majmu’ Fatawa Shaikh al-Islam karya Ibnu Taymiyyah dan kitab Al-Muhalla bi al-‘Athar karya Ibnu Hazm. Sebagai sumber sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan dengan permasalahan tersebut. Data yang diperoleh diuraikan dengan metode analisis komparatif, yaitu membandingkan pemikiran kedua tokoh Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm terkait dengan kebijakan fiskal dan metode istinbatnya. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa: pertama, Kebijakan fiskal menurut Ibnu Taymiyyah bahwa penting bagi sebuah negara berperan dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, dan menekankan pentingnya norma moral dalam kehidupan perekonomian. Kebijakan fiskal menurut Ibnu Hazm lebih mendahulukan kepentingan sosial masyarakat daripada kepentingan Industri dalam hal kesempatan berusaha, dan perdagangan yang meninggalkan faktor-faktor keadilan. Kedua, Persamaan pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm di penulisan ini adalah negara boleh menarik pajak apabila keadaan kas negara sedang tidak mampu membiayai belanja negara. Perbedaan, Ibnu Taymiyyah mendasarkan kebijakan fiskal pada pajak negara diperoleh dari zakat, ghanimah, dan fai' serta pendistribusiannya berdasarkan Al-Qur'an sedangkan kebijakan fiskal Ibnu Hazm adalah kewajiban bagi orang kaya penduduk negeri agar membantu orang-orang fakir di sekitarnya, dan memaksa bagi orang kaya oleh pemerintah apabila tidak melaksanakan zakat dan pemasukan negara termasuk pajak yang pemungutannya tidak boleh dilakukan secara paksa. Dari kesimpulan di atas, yakni untuk mengatasi masalah perekomian yang sedang terjadi pada suatu negara hendaklah pemerintah di negara tersebut memilih dan menggunakan sistem kebijakan fiskal yang tepat dalam mengatasi masalah untuk diterapkan pada negara tersebut seperti pengumpulan pendapatan negara, distribusi dan staSkripsi yang berjudul, “Studi Komparatif Pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm Terhadap Kebijakan Fiskal” ini merupakan hasil penelitian pustaka yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang: bagaimana konsep Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan fiskal? Dan bagaimana analisis komparatif pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm tentang kebijakan fiskal? Data penelitian ini dihimpun menggunakan metode dokumentasi kemudian dianalisis dengan komparatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan obyek penelitian secara sistematis tentang konsep kebijakan fiskal. Sumber primer yang digunakan yaitu kitab yang berjudul Majmu’ Fatawa Shaikh al-Islam karya Ibnu Taymiyyah dan kitab Al-Muhalla bi al-‘Athar karya Ibnu Hazm. Sebagai sumber sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan dengan permasalahan tersebut. Data yang diperoleh diuraikan dengan metode analisis komparatif, yaitu membandingkan pemikiran kedua tokoh Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm terkait dengan kebijakan fiskal dan metode istinbatnya. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa: pertama, Kebijakan fiskal menurut Ibnu Taymiyyah bahwa penting bagi sebuah negara berperan dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, dan menekankan pentingnya norma moral dalam kehidupan perekonomian. Kebijakan fiskal menurut Ibnu Hazm lebih mendahulukan kepentingan sosial masyarakat daripada kepentingan Industri dalam hal kesempatan berusaha, dan perdagangan yang meninggalkan faktor-faktor keadilan. Kedua, Persamaan pemikiran Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Hazm di penulisan ini adalah negara boleh menarik pajak apabila keadaan kas negara sedang tidak mampu membiayai belanja negara. Perbedaan, Ibnu Taymiyyah mendasarkan kebijakan fiskal pada pajak negara diperoleh dari zakat, ghanimah, dan fai' serta pendistribusiannya berdasarkan Al-Qur'an sedangkan kebijakan fiskal Ibnu Hazm adalah kewajiban bagi orang kaya penduduk negeri agar membantu orang-orang fakir di sekitarnya, dan memaksa bagi orang kaya oleh pemerintah apabila tidak melaksanakan zakat dan pemasukan negara termasuk pajak yang pemungutannya tidak boleh dilakukan secara paksa. Dari kesimpulan di atas, yakni untuk mengatasi masalah perekomian yang sedang terjadi pada suatu negara hendaklah pemerintah di negara tersebut memilih dan menggunakan sistem kebijakan fiskal yang tepat dalam mengatasi masalah untuk diterapkan pada negara tersebut seperti pengumpulan pendapatan negara, distribusi dan stabilitas perekonomian ekonomi agar tercapainya kesejahteraan masyarkat.bilitas perekonomian ekonomi agar tercapainya kesejahteraan masyarkat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Hidayat, Moh. Sobihulshobikhulhidayat@gmail.comC96216029
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHaq, A. Faishalafhaq@yahoo.co.id195005201982031002
Subjects: Perbandingan Madzhab
Pajak dan Perpajakan
Keywords: Pemikiran Ibnu Taymiyyah; Pemikiran Ibnu Hazm; kebijakan Fiskal
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Hidayat Moh Sobihul
Date Deposited: 19 Dec 2019 04:39
Last Modified: 19 Dec 2019 04:41
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/36353

Actions (login required)

View Item View Item