STATUS BEN-GIBEN DAN NASE’ LANCENG PERNIKAHAN DI DESA DALEMAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN BANGKALAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Syafi’ie, Moh.Toyyib (2014) STATUS BEN-GIBEN DAN NASE’ LANCENG PERNIKAHAN DI DESA DALEMAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN BANGKALAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Undergraduate thesis, Uin Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (597kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (277kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (287kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (357kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (954kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (376kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (320kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (191kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (254kB) | Preview

Abstract

Skripsi yang berjudul Status Ben-giben dan Nase’ lanceng Pernikahan di Desa Daleman Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan ini merupakan hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana status ben-giben dan nase’ lanceng pernikahan di Desa Daleman Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan? Bagaiman tinjauan hukum Islam terhadap status ben-giben dan nase’ lanceng pernikahan di Desa Daleman Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan?
Untuk menjawab permasalahan di atas maka data penelitian diperoleh lewat wawancara dengan tokoh masyarakat Desa Daleman dan juga masyarakat yang terkait langsung dengan pelaksana ben-giben dan nase’ lanceng. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya menganalisis data yang bersifat kualitatif, dengan teknik deskriptif, dengan menggunakan pola pikir induktif deduktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pertama, penyerahan ben-giben dan nase’ lanceng adalah apabila seseorang hendak menikahkan anaknya maka, ia harus menyertakan barang-barang wajib yang berupa sapi, samper lasem, telur satu keranjang dan sebuah tumpeng.. Kedua, ben-giben dan nase’ lanceng tidak bertentangan dengan hukum Islam dan juga tidak bertentangan dengan asas pernikahan, yaitu asas kerelaan antara pihak mempelai pria dan pihak mempelai wanita. Dengan demikian, penyerahan tersebut dapat terus dijalankan hingga cucu-cucu mereka kelak.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan hendaknya serah-serahan ben-giben dan nase’ lanceng itu diteruskan dan terus dilestarikan. Adanya kepercayaan yang mendatangakan akibat yang tidak baik di masyarakat hanya perlu diluruskan oleh tokoh-tokoh agama setempat karena semua hal yang terjadi merupakan kehendak Allah dan realitanya tidak semua orang yang tidak menyerahkan ben-giben dan nase’ lanceng memiliki akibat yang buruk. Tokoh agama hendaknya memberikan pengertian dan penjelasan mengenai Hukum Perkawinan Islam di tengah-tengah masyarakat khusunya mengenai hibah yang terjadi dan dilakukan oleh masyarak

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Makinuddin
Creators:
CreatorsEmailNIM
Syafi’ie, Moh.ToyyibUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Hukum Islam
Nikah
Keywords: Ben-giben; Nase’ lanceng Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Users 18 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2016 02:43
Last Modified: 22 Jan 2016 02:43
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3832

Actions (login required)

View Item View Item