استعادة الأحداث الماضية لأدونيس في كتابه الثابت والمتحول: دراسة تحليلية في تريح الأداب العربي

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Baidhowi, Hasan (2009) استعادة الأحداث الماضية لأدونيس في كتابه الثابت والمتحول: دراسة تحليلية في تريح الأداب العربي. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Hasan Baidhowi_A01205028.pdf
Download (3MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/39656

Abstract

Latar belakang keinginan umat Islam kembali ke masa lalu ialah alasan Era keemasan yang pemah dialamai Rasulullah dan para Sahabat. Maka dilakukanlah pembelajaran teks-teks masa lalu yang terbentuk pada Era Kodivikasi, sehingga diperoleh keilmuaan masa lalu secara murni, Dengan anggapan bahwa air akan terasa segar dan menyegarkan jika ia berasal langsung dari sumbemya, Muatan sakralitas dan mitis agama lebih asli dan mumi. Berselangnya masa maka yang perlu dilakukan yaitu pengkajian akan masa lalu (Retrospektif). Dan terjadi saat ini ialah banyaknya gerakan keagamaan yang ingin mengembalikan masa lalu Islam. Adonis dengan salah satu konsepnya Ast-Sabit Wal Mutahawil, mencoba berindikasi untuk menarik kesimpulan dari sejarah masa lalu. Meretrospektifkan- nya kembali sehingga bertemu sebuah konsep Astasbit yaitu golongan yang tidak menginginkan sebuah takwil Intepretasi, artinya pemaknaan langsung dari sebuah teks. Sementara Al Mutahawil ialah mentakwil sesuai dengan keadaan zaman. Dan hal ini terjadi pada Turosh peradaban arab yakni Fiqh dari sudut agama dan Puisi Jahiliyah dari sudut sastra. Dengan rumusan masalah : Bagaimana Adonis meletakkan Ast-Sabit Wal Mutahawil dalam menyibak Teks Agama (Turash Agama)? Bagaimana pengaruh agama terhadap perpuisian Arab dari sudut pandang Ast-Sabit Wal Mutahawil? Dan bagaimana bentuk pengaruh tersebut? Dengan pisau analisis dekonstruksi Derrida, peneliti mencoba untuk mendekonstruksi Turast Arab Agama yaitu Fiqh. Yang dalam Hal ini fiqh diartikan sebagai sebuah hukum Syar'I, sementara Hukum diperoleh dari sebuah Jstidlah dari Nash Diniyah. Namun dekonstruksi bukanlah untuk mendekonstruksi Nash tersebut karena itu kebenaran Tuhan. Namun pada konsep kritik terhadap metode tafsir yang ada, karena anggapan hukum diperoleh dari penyimpulan ayat- ayat clan dipahami melalui tafsir. Selain itu juga menyikap hadist, apakah memang sebuah hadits itu dapat berdiri sendir untuk menentukan sebuah hukum syar' i. Sehingga retrospektif yang didapat ialah bagaimana terbentuk sebuah fiqh baru. Al-Quran Dalam dalam pandangan Ast-Sabit Wal Mutahawil dianggap sebagai sebuah Turost lama yang mendahului segala yang datang setelahnya meskipun datang setelah masa jahiliyah yaitu puisi. Agama memiliki peran yang sangat urgen dalam masyarakat arab, Demikianlah dalam puisi yang telah diklaim sebagai sebuah sihir. Karena dianggap telah mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan dalam retorika kata. Tepatnya pengkritikan diarahkan terhadap Imril Qois dengan klaim sebagai tindakan pencabulan dan porno dalam puisi, sehingga ia diusir oleh ayahnya. Namun disisi lain Rasul pernah memuji sebuah puisi Zuhair karena muatannya yang sesuai dengan agama demikian pula pada beberapa penyair yang lain yang keduanya seangkatan zaman jahiliyah. Sehingga muncullah berbagai pemberontakan dalam perpuisian dengan mengikuti gaya penulisan Imriil Qois atas alasan tersebut. Ahirnya diperoleh sebuah pengertian bahwa kritik yang dilakukan Islam adalah kritik yang berdasar Fiqh bukan pada konsep satra dan hal itu adalah kesalahan fatal. Sementara kebenaran puisi Arab juga telah terbukti dengan dijadikannya sebagai Referensi bahasa clalam memahami Al-Quran. Bahkan ketetapan mukjizat Al-Quranpun lantaran adanya puisi jahiliyah adalah sebuah alasan yang tak terbantahkan.